Bisnis, JAKARTA – Industri data center rupanya tengah menjadi primadona. Data center saat ini memang menjadi salah satu sektor yang menjadi generator ekonomi di berbagai kota di dunia, termasuk Jakarta dan sekitarnya. Hal ini tidak terlepas dari perkembangan era digital saat ini. Pandemi, membuka pola kebiasaan baru di berbagai sektor kehidupan, seperti pola kerja hybrid antara kerja dari kantor atau work from office (WFO) dan kerja dari rumah atau work from home (WFH), pola belanja online, dan penggunaan internet untuk sosialisasi yang terus tumbuh subur sehingga mampu menstimulasi maraknya sektor data center.
Hal inilah yang membuat para pengembang properti di Indonesia mulai berekspansi dan memperluas usahanya ke sektor data center atau pusat data. Dalam Global Investor Outlook 2023 yang dirilis oleh perusahaan manajemen investasi dan konsultan properti Colliers Asia Pasifik.
Head of Capital Markets & Investment Services Colliers Indonesia Steve Atherton mengatakan Indonesia juga menghadapi kenaikan suku bunga oleh bank sentral serta biaya konstruksi yang lebih tinggi karena meningkatnya kekhawatiran konsumen. Meskipun demikian, inflasi dan kenaikan suku bunga di Indonesia masih yang lebih rendah dari negara-negara di Amerika Serikat dan Eropa. Begitu juga devaluasi mata uang yang lebih sedikit.
Kondisi pasar perkantoran dan pasar apartemen mengalami kesulitan selama dua hingga tiga tahun terakhir. Pandemi juga menciptakan dislokasi di pasar properti lokal, terutama di hotel dan ritel. Hal ini membuat banyak pengembang dan investor memfokuskan kembali bisnis ke perumahan dan berekspansi ke kelas aset baru seperti logistik dan data center.