Bisnis, JAKARTA — Saham-saham dari emiten yang bergerak di industri ritel bakal menjadi kelompok saham yang paling rentan terkoreksi akibat sentimen negatif kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Apalagi, sebelumnya sektor ini sudah terimbas oleh sentimen kenaikan suku bunga acuan.
Pada prinsipnya, kenaikan harga BBM maupun suku bunga acuan bakal berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat. Hal ini bakal berimbas pada turunnya permintaan terhadap produk-produk emiten ritel ini.
Alhasil, investor pun bakal mengantisipasi pelemahan kinerja ini dengan melepas saham sektor tersebut. Meski demikian, sektor ini bukannya tidak memiliki harapan sama sekali. Selain itu, dampaknya yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM juga tidak merata atau sama besarnya untuk semua emiten ritel.
Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya, mengatakan bahwa masih ada beberapa sentimen lain yang perlu diperhatikan. Menurutnya, prospek emiten ritel juga akan dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat Indonesia yang relatif tinggi.