Bisnis, JAKARTA – Pengembang papan atas di China meminta pemerintah untuk melonggarkan tindakan keras terhadap sektor properti di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang dampak dari krisis utang China Evergrande Group, ungkap media setempat.
Manajer senior dari 10 perusahaan meminta pelonggaran "moderat" kebijakan real estat pada pertemuan yang diselenggarakan kelompok industri terkait pemerintah Asosiasi Real Estat China, China Business News melaporkan di akun WeChat-nya pada Senin (18/10/2021) seperti ditulis Bloomberg.
Kepala divisi real estat Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan hadir, begitu pula perusahaan-perusahaan termasuk Poly Developments and Holdings Group Co, China Vanke Co dan Sunac China Holdings.
Permintaan utama pengembang termasuk menstabilkan ekspektasi pasar, dukungan untuk pembeli rumah yang memang diketahui memiliki kebutuhan akan perumahan, serta penyesuaian harga tanah, kata laporan itu, mengutip satu sumber yang mengetahui pertemuan tersebut.
Bank sentral China Jumat pekan lalu memecah kebisuannya pada krisis utang Evergrande, mengatakan risiko terhadap sistem keuangan yang berasal dari perjuangan pengembang "dapat dikendalikan" dan tidak mungkin menyebar.
Kegagalan mengejutkan oleh Fantasia Holdings Group Co dan peringatan dari Sinic Holdings Group Co bahwa default sudah dekat memicu kekhawatiran tentang penularan.
Asosiasi Real Estat China dalam sebuah pernyataan mengonfirmasi simposium dengan pengembang berlangsung di Beijing pada Jumat pekan lalu.
Perusahaan memberi pengarahan kepada peserta tentang operasi bisnis dalam tiga kuartal pertama tahun ini, dan memberikan pendapat dan saran, ungkap sumber itu tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Spekulasi atas pertemuan berkontribusi pada reli saham pengembang China awal pekan lalu.
Sebuah laporan Sabtu lalu di Jaringan Pengamat Ekonomi mengatakan kementerian perumahan sedang menyusun aturan untuk memperkuat pengawasan dana pra-penjualan pengembang setelah berbagai bentuk pelanggaran oleh perusahaan.
Laporan tersebut, yang mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang dekat dengan pihak berwenang, tidak memberikan perincian lebih lanjut.