Bisnis, JAKARTA — Pemerintah Indonesia resmi mengamankan pendanaan awal lewat kemitraan Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai US$20 miliar atau setara dengan Rp310,7 triliun (asumsi kurs Rp15.535 per US$) untuk pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara serta peralihan menuju sumber listrik energi baru terbarukan (EBT).
Pendanaan US$20 miliar yang akan dihimpun selama 3—5 tahun mendatang lewat kemitraan JETP yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dan Jepang tersebut terdiri atas US$10 miliar berasal dari komitmen pendanaan publik dan US$10 miliar dari pendanaan swasta yang dikoordinatori oleh Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), yang terdiri atas Bank of America, Citi, Deutsche Bank, HSBC, Macquarie, MUFG, dan Standard Chartered.
Baca juga: Tantangan Transisi Energi Indonesia: Listrik dan Investasi Mahal
Dengan demikian, Indonesia diharapkan bisa mempercepat target net zero emission (NZE) pada 2050 atau 10 tahun lebih awal dari target yang dipatok pemerintah pada 2060.