Bisnis, JAKARTA – Penentuan tarif di Pelabuhan Tanjung Priok harus merangkul kepentingan pengguna jasa dan operator pelabuhan. Penetapan tarif baru pas masuk pelabuhan tersibuk di Indonesia itu dianggap masih jomplang.
Head of Economic Research PT Samudera Indonesia Tbk. Ibrahim Kholilul Rohman mengatakan isu kenaikan tarif pas tidak bisa dilihat dalam konteks terpisah.
Dari sisi Pelindo, stagnasi tarif PAS dalam sati dekade membuat operator tidak leluasa meningkatkan fasilitas dan perbaikan sarana infrastruktur. Di sisi lain, pengusaha kargo baru memulai rebound dan langsung menghadapi biaya ekspor yang mahal. Volume kargo ekspor hingga kuartal III/2021 baru tumbuh 3 persen dari periode sama 2020. Biaya ekspor yang mahal tak lepas dari biaya keluar masuk pelabuhan di Jakarta yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain.
Menurutnya, solusi semestinya komprehensif, misalnya truk kontainer diberikan prioritas masuk tol agar tidak bersaing dengan kendaraan pribadi. Kepadatan tol selama ini membuat ritase harian truk barang dari kawasan industri ke pelabuhan di Indonesia secara rata-rata lebih rendah, yakni satu 1-2 kali perjalanan, dibandingkan dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.