Bisnis, JAKARTA - Kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Beijing pada 26 Juli 2022 kemarin nyatanya masih menyisakan persoalan yang belum dibahas kedua negara. Salah satunya adalah pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Indonesia - China.
Proyek prestisius antara RI - China ini menemui sejumlah kendala, selain waktu pengerjaan yang diproyeksi bakal mundur dari rencana, biaya pembengkakan alias cost overrun dengan nilai triliunan juga harus ditanggung konsorsium proyek tersebut.
Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (PBKP) telah menetapkan biaya membengkak dari proyek ini mencapai US$1,176 miliar atau setara Rp16,8 triliun. Dalam taksiran awal, KCIC hanya menelan biaya US$6,07 miliar setara Rp86,67 triliun.
Belakangan adanya tambahan biaya tersebut menjadikan nilai investasi yang diperlukan menyentuh Rp8 miliar atau sekitar RP114,24 triliun. Nilai fantastis ini harus ditanggung oleh konsorsium dari China maupun Indonesia. Namun tidak ada ketetapan siapa yang harus menanggung biaya berlebih itu.