Dunia Siaga Varian Baru Covid, Afsel Sebut Inggris Terburu-buru

Negara-negara Asia dan Eropa langsung bergerak meningkatkan pembatasan setelah ditemukan varian baru Covid-19 di Afrika Selatan. Namun, WHO justru menyatakan langkah pembatasan tak perlu segera diberlakukan.

Redaksi

26 Nov 2021 - 20.04
A-
A+
Dunia Siaga Varian Baru Covid, Afsel Sebut Inggris Terburu-buru

Anak-anak berlarian melewati mural di tengah wabah Covid-19 di Kliptown, Soweto, Afrika Selatan, pada Oktober 2021./Antara-Reuters

Bisnis, JAKARTA – Negara-negara Asia dan Eropa segera memperketat pembatasan setelah ditemukan varian baru Covid-19 di Afrika Selatan. Sementara itu, Afsel menyatakan keputusan ,larangan penerbangan oleh Inggris terburu-buru. WHO pun menyatakan perjalanan tak perlu langsung dibatasi.

Negara-negara Asia dan Eropa bergegas memperketat pembatasan pada Jumat (26/11/2021) setelah varian baru virus corona yang kemungkinan resisten terhadap vaksin ditemukan di Afsel. Varian itu memiliki paku protein yang berbeda dengan varian asli yang menjadi dasar pembuatan vaksin, kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA).

Para ilmuwan masih mempelajari varian yang pertama kali ditemukan awal pekan ini, tetapi kabar soal itu sudah mengguncang pasar keuangan. Saham-saham di Asia mengalami tekanan terbesar dalam 3 bulan dan harga minyak jatuh lebih dari 3%.

Varian yang disebut B11529 itu juga ditemukan di Botswana dan Hong Kong, kata UKHSA, demikian ditulis Antara pada Jumat dengan mengutip Reuters.

Inggris telah melarang sementara penerbangan dari Afsel, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Lesotho dan Eswatini, dan meminta warganya yang datang dari negara-negara tersebut untuk menjalani karantina.

Singapura segera menyusul langkah Inggris. Kementerian kesehatan negara kota itu mengatakan akan membatasi kedatangan dari Afsel dan negara-negara sekitarnya sebagai langkah pencegahan.

Italia memberlakukan larangan masuk bagi pendatang yang telah mengunjungi sejumlah negara Afrika, termasuk Afsel, dalam 14 hari terakhir.

Negara-negara Eropa sebelumnya telah memperluas vaksinasi booster dan memperketat pembatasan ketika benua itu berjuang menghadapi gelombang keempat Covid-19 yang dipicu varian Delta.

Jerman melaporkan rekor harian tertinggi dengan lebih dari 76.000 kasus dalam sehari. Angkatan udaranya untuk pertama kali bersiap menerbangkan pasien Covid-19 yang parah ke daerah lain di negara itu untuk mengurangi tekanan pada rumah sakit.

Pemerintah Jerman juga akan menetapkan Afsel sebagai area varian virus, kata sumber di kementerian kesehatan setempat.

Baca Juga: Covid Afrika, 6 Negara Masuk Daftar Merah Inggris

Virus corona telah melanda dunia hampir 2 tahun sejak ditemukan pertama kali di China tengah, menginfeksi hampir 260 juta orang dan menewaskan 5,4 juta orang.

Jepang juga memperketat kendali perbatasan bagi pendatang dari Afsel dan lima negara Afrika lain, menurut laporan media.

Setelah melonggarkan pembatasan perjalanan awal bulan ini, pemerintah India mengimbau semua negara bagian untuk secara ketat memeriksa dan menapis pendatang internasional dari Afsel dan negara-negara lain yang "berisiko".

Negara-negara di Asia mengalami kondisi yang lebih baik daripada wilayah lainnya dalam mengendalikan pandemi dengan menerapkan aturan pencegahan, testing dan kendali perbatasan yang ketat.

Taiwan mengatakan pelaku perjalanan dari negara-negara selatan Afrika yang "berisiko tinggi" harus menjalani karantina di fasilitas pemerintah selama 14 hari.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan negaranya siap menghadapi varian baru. Awal pekan ini pemerintah Selandia Baru mengatakan akan membuka kembali perbatasan bagi pelaku pendatang internasional yang sudah divaksin mulai 30 April tahun depan.

Saat ditanya apakah rencana itu akan ditunda setelah varian baru ditemukan, Ardern mengatakan negaranya memiliki "sejumlah aturan bawaan yang bertindak sebagai lapisan pelindung".

"Semua rencana kami terkait Covid, kami telah bersiap untuk menghadapi kemungkinan munculnya varian baru," kata Ardern.

Baca Juga: Covid Afrika Bisa Bikin Vaksin Saat Ini Tak Efektif!

TAMPAK TERBURU-BURU

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Afsel menyebut keputusan Inggris melarang penerbangan dari Afsel lantaran varian baru Covid-19 "tampaknya terburu-buru", sebab Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) pun belum mengeluarkan imbauan tentang langkah selanjutnya.

Para ilmuwan sejauh ini baru menemukan sedikit temuan varian B11529 di Afsel, Botswana dan Hong Kong. Namun, mereka khawatir dengan banyaknya mutasi yang membantu virus menghindari respons imun tubuh dan membuatnya lebih menular.

"Kerugian yang akan dialami oleh industri pariwisata dan bisnis dari kedua negara segera menjadi kekhawatiran kami," kata Menlu Afsel Naledi Pandor. Afsel akan menghubungi otoritas Inggris untuk membujuk mereka agar mempertimbangkan keputusannya, tulis pernyataan Pandor.

WHO pada Jumat pun mengingatkan negara-negara untuk tidak terburu-buru menerapkan pembatasan perjalanan setelah varian baru virus corona B11529 ditemukan.

Organisasi di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu mengatakan bahwa mereka harus mengambil "pendekatan berbasis risiko dan sains".

"Pada titik ini, pembatasan perjalanan harus dilakukan hati-hati," kata juru bicara WHO Christian Lindmeier pada konferensi pers PBB di Jenewa, Swiss. "WHO mengimbau agar negara-negara tetap menerapkan pendekatan berbasis risiko dan sains ketika menerapkan langkah-langkah pembatasan perjalanan."

Lindmeier menyatakan WHO pada Jumat ini menggelar pertemuan para ahli untuk mengevaluasi status varian baru tersebut dan akan membagikan pedoman lebih lanjut tentang tindakan yang dapat diambil negara-negara. “Perlu beberapa pekan untuk memahami dampak varian baru itu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.