Efek Domino Lonjakan Biaya Pengapalan Kontainer Global

Kemendag tengah berkoordinasi dengan instansi terkait dan pelaku usaha untuk memecahkan masalah ini. Kebutuhan kontainer di dalam negeri diharapkan bisa terpenuhi dengan tarif yang kembali normal.

Iim Fathimah Timorria

24 Okt 2021 - 16.45
A-
A+
Efek Domino Lonjakan Biaya Pengapalan Kontainer Global

Truk melintas di kawasan pelabuhan peti kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) di Jakarta, Kamis (19/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis, JAKARTA — Kenaikan biaya pengapalan kontainer global berimbas pada logistik antarpulau di dalam negeri. Kementerian Perdagangan mengupayakan agar situasi ini tidak memengaruhi harga barang pokok dan penting di wilayah tujuan pengiriman.

Direktur Sarana Distribusi dan Logistik Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan menjelaskan bahwa kenaikan biaya logistik antarpulau terjadi akibat penyesuaian biaya pengapalan kontainer.

Hal ini merupakan tindakan korektif dari pemilik kapal akibat naiknya biaya sejumlah komponen input seperti biaya bunker, bahan bakar minyak, dan suku cadang yang didatangkan dari luar negeri.

Besaran kenaikan bervariasi, tergantung pada rute dan kondisi bisnis perusahaan. Kenaikan berkisar 15 sampai 40 persen, masih di bawah kenaikan biaya logistik global yang melampaui 500 persen untuk sejumlah rute.

Iqbal juga menjelaskan bahwa terjadinya kelangkaan kontainer di dalam negeri karena ruang muat kapal domestik yang berkurang. Untuk menjaga pendapatan, sejumlah perusahaan pelayaran lebih memilih untuk melayani pelayaran internasional karena lebih menguntungkan.

“Harga pengapalan kontainer luar negeri lebih tinggi dan pemilik kapal memilih untuk melayani pelayanan internasional karena lebih menguntungkan,” kata Iqbal saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (23/10/2021).

Dia mengatakan bahwa Kemendag tengah berkoordinasi dengan instansi terkait dan pelaku usaha untuk memecahkan masalah ini. Kebutuhan kontainer di dalam negeri diharapkan bisa terpenuhi dengan tarif yang kembali normal.

“Hal ini diharapkan dapat menekan biaya pengiriman termasuk untuk pengiriman komoditas pangan,” kata Iqbal.

Tindakan penyesuaian harga pengapalan kontainer ini diharapkan berlangsung sementara. Apabila harga bunker, bahan bakar minyak, dan biaya pengapalan kontainer internasional kembali normal, harga di dalam negeri diharapkan bisa mengikuti.

Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman menyebutkan bahwa biaya pengapalan kontainer dari Jakarta ke sejumlah daerah mengalami kenaikan. 

Akibat dari kenaikan ini, pelaku usaha mulai melakukan penyesuaian harga barang. Penyesuaian harga juga dipilih sebagai imbas dari naiknya harga bahan baku impor dan rencana kenaikan pajak pertambahan nilai mulai tahun depan.

RELATIF STABIL

Sementara itu, Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag menyebutkan belum ada laporan mengenai dampak kenaikan biaya pengapalan logistik terhadap harga barang pokok dan penting (bapokting). Harga bapokting terpantau relatif stabil.

“Terkait dengan kenaikan biaya distribusi, saat ini kami belum memperoleh informasi atas hal dimaksud baik dari dinas perdagangan di daerah maupun dari pelaku usaha,” kata Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Isy Karim, Sabtu (24/10/2021).

Meski demikian, Isy mengatakan bahwa Kemendag terus memantau perkembangan harga di daerah secara rutin. Selain itu, koordinasi dengan pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait dilakukan guna menjaga stabilitas harga dan pasokan bapok di masyarakat.

Berdasarkan pantauan harga Kemendag melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP), tuturnya, secara umum perkembangan harga barang kebutuhan pokok seperti beras dan gula pasir terpantau stabil.

Dia juga mencatat terdapat komoditas yang mengalami penurunan, seperti daging sapi. Adapun komoditas yang mengalami kenaikan yaitu minyak goreng yang akibat kenaikan harga CPO internasional.

“Untuk komoditas daging ayam ras saat ini mengalami kenaikan. Namun sebelumnya sempat mengalami penurunan signifikan di bawah harga acuan akibat oversupply yang dipengaruhi oleh penurunan permintaan pada masa PPKM,” kata Isy.

Selain daging ayam ras, komoditas cabai juga mengalami kenaikan menuju harga normal dikarenakan saat ini telah habis musim panen. Data SP2KP memperlihatkan harga rata-rata harga cabai merah besar naik 14,64 persen dibandingkan dengan bulan lalu, sedangkan cabai rawit naik 9,31 persen.

“Kami memastikan stok dan pasokan bapok cukup di semua wilayah Indonesia dengan harga yang terjangkau. Kemendag selalu berupaya mengidentifikasi kecukupan stok dan kondisi harga secara harian sebagai sistem peringatan dini gejolak harga,” katanya.

Dia juga mengatakan Kemendag melakukan pengawasan dan pengawalan kelancaran distribusi dari gudang-gudang produsen, importir, dan distributor. Hal ini untuk memastikan barang kebutuhan pokok tersedia secara cukup di masyarakat dan tidak terjadi distorsi harga akibat aksi-aksi spekulasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Zufrizal

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.