Ekonomi Pulih, Emiten Optimistis Anggarkan Capex Lebih Besar

Beberapa emiten di pasar modal telah menyiapkan belanja modal yang lebih besar dari tahun lalu untuk melakukan ekspansi di 2022.

Annisa Kurniasari Saumi & Mutiara Nabila

16 Jan 2022 - 16.50
A-
A+
Ekonomi Pulih, Emiten Optimistis Anggarkan Capex Lebih Besar

Bisnis, JAKARTA — Prospek ekonomi yang lebih menjanjikan di tahun ini menjadikan sejumlah emiten cukup optimistis untuk menaikkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) mereka untuk menunjang ekspansi.

Emiten properti keluarga BUMN PT PP Properti Tbk. (PPRO), misalnya, menaikkan capex mereka tahun ini sekitar 23 persen dibanding tahun lalu, atau dari sekitar Rp243 miliar menjadi Rp300 miliar.

Direktur Keuangan PPRO Deni Budiman menyebutkan bahwa capex tahun ini akan disiapkan untuk menyelesaikan pembangunan mal dan hotel. “Sementara itu, sisanya untuk pembangunan kawasan,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (14/1).

Tahun ini, PPRO optimistis bahwa meskipun ada ancaman sebaran Omicron, perseroan masih bisa mencetak kinerja keuangan yang positif, terutama dengan adanya insentif yang diberikan oleh pemerintah sejak Maret 2021 seperti PPN DTP yang diperpanjang hingga Juni 2022.

Emiten properti lainnya, PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) menganggarkan belanja modal dengan nilai lebih dari Rp500 miliar untuk 2022. Nilai itu lebih tinggi dibandingkan anggaran capex pada 2021 yang senilai Rp450 miliar.

Direktur Keuangan Surya Semesta The Jok Tung mengatakan anggaran capex yang lebih tinggi pada 2022 dengan asumsi keadaan makroekonomi terus membaik sehingga penjualan lahan industri perseroan kembali bergeliat.

“Capex juga ditingkatkan karena kami masih memerlukan capex yang cukup besar untuk di Subang,” kata The Jok Tung.

Sementara itu, emiten petrokimia PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) juga meningkatkan jumlah belanja modalnya menjadi US$250 juta tahun ini, dari US$175 juta tahun lalu.

Direktur Keuangan Barito Pacific David Kosasih mengatakan, capex ini akan digunakan untuk persiapan pembangunan komplek petrokimia CAP2 sesuai dengan tahapan pekerjaan yang direncanakan.

"Selain itu juga untuk pengeluaran belanja modal rutin untuk pabrik petrokimia, serta program drilling dari operasional geothermal," ujar David kepada Bisnis.

David melanjutkan, pembiayaan capex BRPT sepenuhnya berasal dari kas internal perusahaan. Sepanjang 2022 BRPT akan mempertahankan operasional yang optimal di masing-masing unit usaha.

"Perseroan juga akan menjalankan tahapan ekspansi serta pengembangan usaha, sesuai dengan tahapan yang sudah direncanakan," tuturnya.

Sebagai informasi, pembangunan kompleks petrokimia CAP2 akan meningkatkan kapasitas total produksi anak usaha BRPT, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dari 4,2 juta ton menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun.

Selain BRPT, emiten lain yakni PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga menyiapkan capex US$750 juta pada 2022, meningkat banyak dari US$290 pada juta tahun lalu.

Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, sebanyak 75 persen dari jumlah capex tersebut adalah untuk capex lini bisnis kontraktor penambangan dan tambang batu bara, serta untuk mengganti alat berat yang sudah usang.

"Sementara sekitar 18 persen untuk kebutuhan eksplorasi tambang emas,” kata Sara.

Kemudian sisanya sekitar 7 persen, akan digunakan perseroan untuk kebutuhan bisnis distribusi alat berat. Bisnis distribusi alat berat ini termasuk perbaikan atau perluasan kantor, warehouse, atau workshop.

Dia melanjutkan, perseroan tidak meningkatkan capex untuk melakukan ekspansi anorganik, seperti akuisisi tambang emas dan mineral. Menurutnya, anggaran akuisisi belum masuk ke dalam capex senilai US$750 juta ini.

"Untuk akuisisi belum masuk dalam capex ini karena belum ada prospek yang mengerucut," ujarnya.

TIDAK RAGU

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas melihat, tren belanja modal perusahaan-perusahaan di pasar modal bisa lebih besar di tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. Hal ini karena pemulihan ekonomi yang terus berlanjut di 2022.

"Dan yang pastinya kondisinya saat ini jauh lebih baik, karena pastinya vaksinasi nasional ataupun global tahun ini angka persentasenya lebih tinggi dan ditargetkan selesai tahun ini juga untuk dosis 1 dan 2," kata Sukarno kepada Bisnis, Sabtu (15/1).

Selain itu, lanjutnya, dengan adanya tambahan vaksin dosis ketiga atau booster, nantinya akan memperkuat keyakinan pemerintah untuk tidak perlu menerapkan PPKM lanjutan jika nanti terjadinya kasus meningkat. Dengan demikian, pemulihan ekonomi tidak ada hambatan.

"Asumsi tersebut membuat emiten-emiten tanpa ragu mulai berekspansi dan menaikan capex mereka," ucapnya.

Dengan asumsi ini, Kiwoom Sekuritas merekomendasikan investor untuk mencermati beberapa saham di jajaran LQ45. Saham tersebut adalah INTP, TPIA, ERAA, MNCN, PGAS, dan MEDC.

Lalu ada saham WIKA, PTPP, TOWR, MIKA, ASII, dan UNTR. Kemudian saham JPFA, INDF, BSDE, BBRI, dan BBTN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.