Bisnis, JAKARTA – Singapura yang dikenal dengan maskot Merlion-nya harus bersiap menghadapi pertumbuhan ekonomi yang nyaris stagnan. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 4,1 persen di kuartal III/2022, Singapura diperkirakan akan mengalami perlambatan pertumbuhan di tahun depan.
Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) memperkirakan pertumbuhan PDB akan melambat antara 0,5 persen dan 2,5 persen pada 2023.
Meski Singapura masih jauh dari kemungkinan resesi, seorang pejabat MTI menyebutkan tentang risiko penurunan pertumbuhan yang mengadang di depan..
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan (year on year/yoy) kuartal III/2022 yang mencapai 4,1 persen pada kuartal III/2022 tercatat lebih rendah dibandingkan kuartal II/2022 yang mencapai 4,5 persen. Pertumbuhan tersebut lebih lambat dibandingkan proyeksi analis dalam survei Bloomberg sebesar 4,3 persen.