Ekspansi Manufaktur Melemah,Sinyal Perlambatan China Kian Tampak

Jeda produksi menjelang Tahun Baru Imlek dan penyebaran Omicron memperparah permintaan domestik yang sudah melemah akibat krisis properti.

Nindya Aldila & Sri Mas Sari

30 Jan 2022 - 22.51
A-
A+
Ekspansi Manufaktur Melemah,Sinyal Perlambatan China Kian Tampak

Pusat baterai tegangan tinggi baru di China secara resmi dibuka, Senin (14/9/2020)./BMW

Bisnis, JAKARTA – Ekspansi aktivitas pabrik-pabrik di China nyaris stagnan selama Januari, mengonfirmasi ramalan perlambatan ekonomi China tahun ini setelah berpacu kencang tahun lalu. 

Purchasing managers’ index (PMI) bulan lalu hanya 50,1, turun dari Desember 2021 yang sebesar 50,3, menurut Biro Statistik Nasional China (NBS), Minggu (30/1/2022).

Subindeks produksi pada Januari turun menjadi 50,9 dari 51,4 pada Desember, sementara subindeks pesanan baru 49,3, turun dari 49,7 pada Desember, menunjukkan penurunan permintaan di pasar manufaktur. Sementara itu, pesanan ekspor baru naik menjadi 48,4 dari 48,1 bulan sebelumnya.

PMI nonmanufaktur, yang mengukur sentimen bisnis di sektor jasa dan konstruksi, juga turun menjadi 51,1 pada Januari dari 52,7 pada Desember.

Pejabat NBS, Zhao Qinghe, mengaitkan PMI Januari yang lebih rendah dengan faktor musiman menjelang Tahun Baru Imlek dan dampak pandemi.

“Beberapa industri telah memasuki musim sepi tradisional pada Januari. Bersama dengan permintaan pasar yang melambat, itu mengerem ekspansi kegiatan manufaktur,” katanya, dikutip South China Morning Post

Pabrik-pabrik China memang sering melakukan jeda produksi pada Januari dan Februari saat para pekerja pulang ke rumah untuk liburan Imlek. Kegiatan manufaktur tahun ini juga telah dipengaruhi oleh perintah pemerintah, khususnya pabrik baja, agar memangkas produksi untuk mengurangi polusi udara menjelang Olimpiade Musim Dingin di Beijing yang dimulai Jumat.

Kegiatan konstruksi pun, lanjut Zhao, dipengaruhi oleh cuaca dingin dan Festival Musim Semi yang akan datang. Adapun, pemulihan sektor jasa yang lebih lambat disebabkan oleh penyebaran pandemi virus corona, yang melanda sektor transportasi dan sarat kontak, seperti perhotelan dan layanan rumah tangga. Penduduk di tempat-tempat di mana ada wabah Covid-19 baru-baru ini, termasuk Beijing, Shanghai dan kota pelabuhan utara Tianjin, telah didesak untuk tidak meninggalkan kota kecuali diperlukan.

TAK SEKADAR IMLEK

Namun, perlambatan tampaknya bukan sekadar akibat pengaruh Imlek dan gangguan pandemi. Dikutip Bisnis.com, serangkaian indikator yang dilacak oleh Bloomberg mengirim sinyal beragam tentang keadaan ekonomi Januari, dengan pasar perumahan dan belanja konsumen tetap lemah serta kepercayaan bisnis serta saham jatuh.

Aktivitas konstruksi terus mendingin bulan ini, dengan subindeks jatuh ke 55,4, menurut NBS, yang menunjukkan sentimen tetap lemah karena penurunan properti dan pengaruh belanja pemerintah untuk infrastruktur yang terbatas sejauh ini. 

Perusahaan alat berat asal AS, Caterpillar Inc., memberi sinyal ke pasar bahwa permintaan dari China akan turun pada 2022 dan gangguan rantai pasok akan tetap ada meskipun kebutuhan mesin di sebagian besar dunia membaik. 

Perusahaan menyatakan penjualan alat konstruksi di China menurun pada kuartal IV/2021 karena pelemahan permintaan pengguna akhir. Margin keuntungan juga tergerus karena biaya terkait dengan rantai pasok berlanjut. 

“Secara keseluruhan, pasar hampir datar pada 2021, tetapi jelas kami memperkirakan pasar akan menurun pada tahun 2022 mengingat prospek konstruksi,” kata Chief Financial Officer Caterpillar Andrew Bonfield. 

Menurutnya, penurunan di China sebagian besar akan didorong oleh perlambatan di pasar konstruksi, yakni mesin ekskavator turun 10 persen hingga 50 persen. 

Pembangunan apartemen di China/Bisnis.com-Bloomberg

Purchasing managers’ index Caixin yang dirilis hari ini pun turun ke level terburuk dalam dua tahun terakhir, yakni 49,1. Survei ini fokus pada perusahaan yang lebih kecil dan berorientasi ekspor dibandingkan dengan PMI manufaktur resmi.

"Aktivitas industri melambat karena permintaan domestik yang lemah. Perlambatan ini sangat parah untuk perusahaan kecil," ujar Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management Ltd Zhang Zhiwei.

Produsen juga tertekan oleh biaya yang lebih tinggi, dengan harga input naik pada tingkat tercepat dalam tiga bulan. Menurut data resmi, subindeks yang mengukur harga bahan baku utama naik 8,3 poin persentase menjadi 56,4 pada Januari. 

"Itu bisa mendorong indeks harga produsen naik dan mempersempit ruang untuk kebijakan moneter," kata Bruce Pang dari China Renaissance Securities Hong Kong.

Untuk memacu pertumbuhan, bank sentral telah memangkas suku bunga utama, menurunkan rasio cadangan wajib (reserve requirement ratio) perbankan, dan berjanji membuka ‘kotak instrumennya’ lebih luas, sebagai respons atas seruan para pemimpin puncak untuk memprioritaskan stabilitas.

Zhang dari Pinpoint mengatakan PMI yang lemah menunjukkan langkah-langkah pelonggaran kebijakan dari pemerintah belum diteruskan ke ekonomi riil. 

“Kami berharap pemerintah akan meningkatkan dukungan kebijakan dalam beberapa bulan mendatang, terutama melalui lebih banyak belanja fiskal,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Sri Mas Sari

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.