Emas Merosot ke Bawah US$1.800, Yield Obligasi AS Naik

Ketidakpastian jadwal tapering The Fed membuat sebagian besar investor menahan diri dan menekan harga emas hingga di bawah level psikologis US$1.800 per troy ounce. Sementara itu, imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10 tahun dapat bertahan untuk beberapa waktu

Farid Firdaus

11 Sep 2021 - 07.50
A-
A+
Emas Merosot ke Bawah US$1.800, Yield Obligasi AS Naik

Batangan emas di pabrik pemisahan emas dan perak di Wina, Austria./Antara-Reuters

Bisnis, JAKARTA – Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (10/9/2021) waktu Amerika Serikat atau Sabtu (11/9/2021) pagi WIB, kembali berada di bawah level psikologis US$1.800 per troy ounce.

Pelemahan emas terjadi di tengah ketidakpastian atas jadwal tapering atau pengurangan pembelian aset bank sentral AS Federal Reserve, yang membuat sebagian besar investor menahan diri, demikian dilansir Antara.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember 2021 di divisi Comex New York Exchange merosot US$7,9 atau 0,44%, ditutup pada US$1.792,10 per ounce. Emas kehilangan lebih dari 2,0% sepanjang pekan ini.

Pada Kamis (9/9/2021) waktu AS, emas berjangka terangkat US$6,5 atau 0,36% menjadi US$1.800 setelah jatuh US$5 atau 0,28% menjadi US$1.793,50 pada Rabu (8/9/2021) dan sempat anjlok 1,92% menjadi US$1.798,50 pada Selasa (7/9/2021).

Aktivitas di bursa Comex New York Mercantile Exchange Amerika Serikat./Antara-Global Research

Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, mengatakan kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS mencegah dana-dana spekulatif berpindah ke emas.

Imbal hasil (yield) obligasi Pemerintah AS 10 tahun, yang dijadikan acuan naik setelah data ekonomi menunjukkan inflasi yang tinggi, dapat bertahan untuk beberapa waktu. Sementara itu, emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, imbal hasil yang lebih tinggi diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih besar memegang emas tanpa suku bunga.

"Data indeks harga produsen AS yang meningkat dapat mendorong orang untuk percaya bahwa The Fed dapat menunjukkan sedikit kurang akomodatif di kemudian hari," ungkap Melek.

Investor emas memantau dengan cermat keputusan Fed, karena emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung naik ketika suku bunga rendah.

Banyak pelaku pasar emas menahan diri karena ketidakpastian seputar jadwal waktu tapering Fed, kata analis Commerzbank Daniel Briesemann.

Dolar AS kemungkinan akan melemah hingga akhir tahun, mendorong analis pasar berpendapat bahwa emas layak dibeli ketika turun di bawah US$1.800 per troy ounce.

Logam mulia lainnya, perak, untuk pengiriman Desember 2021 turun 27,7 sen atau 1,15% menjadi ditutup pada US$23,9 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun US$18 atau 1,85% menjadi ditutup pada US$956,5 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.