EXCL-FREN Dikabarkan Lirik Merger, Bagaimana Nasib Akusisi LINK?

Kabar mengenai rencana konsolidasi PT XL Axiata Tbk. dengan PT Smartfren Telecom Tbk. atau FREN, menimbulkan spekulasi terhadap masa depan rencana EXCL mengakuisisi saham 66% saham PT Link Net Tbk atau LINK.

Leo Dwi Jatmiko

10 Okt 2021 - 14.13
A-
A+
EXCL-FREN Dikabarkan Lirik Merger, Bagaimana Nasib Akusisi LINK?

XL Axiata Tower, Jakarta. -Bisnis.com/Samdysara Saragih

Bisnis, JAKARTA — Preseden merger Indosat dan Tri memantik kabar mengenai rencana merger XL Axiata dan Smartfren. Rumor pasar yang santer terdengar tersebut pun memunculkan spekulasi terkait dengan nasib rencana akuisisi 66% saham Link Net oleh perusahaan berkode emiten EXCL.

PT XL Axiata Tbk. atau EXCL dan PT Link Net Tbk. atau LINK diketahui masih membahas uji tuntas mengenai rencana akuisisi saham tersebut. Namun, hingga kini belum ada kepastian mengenai keputusan kedua perusahaan.

Akademisi menilai konsolidasi dengan PT Smartfren Telecom Tbk. alias FREN justru lebih menguntungkan bagi EXCL ketimbang menjadi pengendali baru LINK.

Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward mengatakan FREN memiliki jaringan tulang punggung yang luas, bahkan hingga wilayah timur Indonesia. 

Dari sisi spektrum frekuensi, konsolidasi dengan FREN juga akan membuat spektrum frekuensi EXCL makin berlimpah, sehingga memudahkan dalam menggelar 5G atau untuk memperkuat 4G. Sebaliknya, mengakuisisi LINK tidak memberi manfaat tambahan spektrum bagi EXCL. 

“Smartfren memiliki frekuensi di pita 2,3GHz sampai 40MHz. Kalau digabung [dengan milik EXCL] bagus itu, tinggal nanti Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memperbolehkan atau tidak,” kata Ian, Sabtu (9/10/2021). 

Sekadar informasi, saat ini XL Axiata beroperasi dengan 2x45MHz yang tersebar di 900MHz, 1800MHz dan 2100MHz , sedangkan Smartfren beroperasi dengan 40MHz saja di pita 2,3 GHz. Itu merupakan pita terbesar yang ada untuk penggelaran 4G saat ini. 

Dari sisi cakupan infrastruktur jaringan, kata Ian, gabungan FREN dan EXCL akan makin luas dibandingkan dengan EXCL dan LINK. 

PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo)—di mana FREN menjadi pemilik 20,5% sahamnya—memiliki jaringan tulang punggu hingga timur Indonesia. Moratelindo tergabung dalam konsorsium Palapa Timur Telematika pemegang proyek Palapa Ring Timur. 

Jaringan Palapa Ring Timur menjangkau 35 kota di wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua, dan Papua Barat dengan total panjang kabel hingga 8.450 kilometer (km) dengan kapasitas lebar pita (bandwidth) 80 Gbps. 

“Kalau secara cakupan, Sinar Mas lebih hebat dibandingkan dengan Link Net dan Lippo. Smartfren yang pasti juga punya Moratelindo, jadi ada jaringan tulang punggung laut,” kata Ian. 

Sebelumnya, EXCL dan Axiata Group Berhad sempat berencana mengambil alih 66,03% saham PT First Media Tbk. atau KBLV dan Asia Link Dewa yang ditempatkan dalam PT Link Net Tbk. (Link). 

Kedua perusahaan telah menandatangani term sheet yang belum mengikat untuk mengambil alih 1.816.735.484 saham atau 66,03% saham LINK. Apabila perjanjian jual beli telah dilakukan, XL dan Axiata akan menjadi pengendali baru LINK. 

“Tujuan rencana pengambilalihan adalah untuk pengembangan usaha dan memperluas jaringan usaha,” kata Ranty Astari Rachman, Sekretaris Perusahaan XL Axiata.

Saat dimintai konfirmasi, perwakilan EXCL memastikan pembahasan akuisisi 66% saham LINK masih berlangsung hingga saat ini. 

Mengenai kabar merger dengan FREN dan dampaknya terhadap proses akuisisi tersebut, EXCL tidak dapat menjawab karena menjadi ranah pemegang saham. 

Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mengatakan saat ini pembahasan terkait Link Net masih berjalan, agar tercipta kesepakatan yang saling menguntungkan. 

“Pembahasa untuk memastikan kesepakatan bisa memberikan manfaat dan tidak merugikan salah satu pihak yang terkait dengan aksi korporasi ini,” kata Ayu kepada Bisnis, Minggu (10/10/2021). 

PEMICU KONSOLIDASI

Sementara itu, pengamat telekomunikasi menilai merger yang dilakukan PT Indosat Tbk. atau ISAT dan PT Hutchison 3 Indonesia menjadi pemicu konsolidasi di industri telekomunikasi. Merger keduanya dinilai sebagai acuan beberapa perusahaan untuk melebur.  

Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan konsolidasi di industri telekomunikasi merupakan suatu keharusan, bukan lagi kebutuhan. 

Merger Indosat dan Tri, menurutnya, akan jadi acuan jika kemudian pemilik EXCL dan FREN memutuskan untuk melebur bisnis seluler mereka di Indonesia. 

“Merger Indosat Ooredoo dan Tri kan jadi referensi operator untuk merger,” kata Heru.  

Dia menilai industri telekomunikasi Indonesia idealnya hanya berisi 3 operator seluler saja, agar persaingan di industri telekomunikasi makin sehat. 

Hasil merger Indosat dan Tri akan menjadi game changer industri sekaligus contoh upaya penyederhanaan jumlah pemain sesuai Kemenkominfo. 

Di lain sisi, peleburan juga dapat menyelamatkan Smartfren. Menurut Heru, bisnis FREN masih  belum cukup solid.   “Kalau kita lihat kan bisnis Smartfren juga ‘berdarah-darah’,” kata Heru. 

Sekadar informasi, pada 2020, Smartfren mencatat kerugian bersih senilai Rp1,52 triliun, menyusut 30,59% dibandingkan dengan 2019, yang mencapai Rp 2,19 triliun.

Meski mencatatkan rugi bersih, secara pendapatan Smartfren pada 2020 mencatatkan pertumbuhan pendapatan mencapai 34,62% secara tahunan. Pendapatan FREN pada periode tersebut tercatat senilai Rp9,41 triliun. 

Sebelumnya, Axiata Group Bhd dan Grup Sinarmas dikabarkan tengah menjajaki opsi merger pada unit usaha di Indonesia, yakni EXCL dan FREN. 

Dilansir dari Bloomberg, seperti dikutip Bisnis.com, Jumat (8/10/2021), Axiata Group Bhd dan Grup Sinarmas bekerja sama dengan penasihat untuk mempertimbangkan opsi yang juga dapat mencakup kesepakatan seputar berbagi jaringan telekomunikasi mereka.

Hal tersebut berdasarkan dua sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena prosesnya bersifat pribadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.