Bisnis, JAKARTA — Proyek lapangan gas Abadi di Blok Masela kembali menjadi perbincangan tatkala Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memasukkan proyek di Laut Arafuru, Maluku itu dalam pembahasan bersama Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Nobumitsu Hayashi.
Di tengah melonjaknya kebutuhan gas dari negara-negara G7, proyek Masela yang sempat mangkrak selama 20—karena gonta-ganti skema kerja sama hingga akhirnya disepakati di era Presiden Joko Widodo—dinilai akan makin strategis. Sayangnya, pengembangan proyek strategis nasional (PSN) senilai US$19,8 miliar itu diketahui tak kunjung ada progres.
Terakhir, Inpex Corporation, induk usaha dari Inpex Masela Ltd., selaku operator diketahui menunda operasional proyek Masela hingga 2030, atau molor dari jadwal yang sudah disepakati sesuai dengan Plan of Development (PoD) pada 2027.
Baca juga: Konsumsi Migas Indonesia Makin Tinggi di Pusaran Energi Bersih