Fakta Program Jargas Rumah Tangga, Pengganti Kompor Listrik

Jargas merupakan program komplemen dalam rangka diversifikasi energi untuk mempercepat pengurangan penggunaan minyak tanah sebagai bahan bakar sehingga dapat membantu terwujudnya kemandirian energi.

Ibeth Nurbaiti

29 Sep 2022 - 20.00
A-
A+
Fakta Program Jargas Rumah Tangga, Pengganti Kompor Listrik

Jaringan gas atau jargas rumah tangga PT PGN Tbk. ANTARA/HO-PT PGN Tbk.

Bisnis, JAKARTA — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah membatalkan program pengalihan kompor LPG 3 kilogram (kg) ke kompor listrik atau induksi pada rumah tangga. Faktanya, kini ada program jargas untuk rumah tangga yang kembali didorong untuk pelaksanaannya.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) optimistis target pembangunan jaringan gas (jargas) kota sebanyak 300.000 sambungan rumah tangga (SRT) dapat tercapai akhir 2022 ini.

Baca juga: Bahu-Membahu Memperluas Jaringan Gas Rumah Tangga

Mengacu pada Surat Edaran Menteri Keuangan No. SE-852/MK.02/2008 tanggal 10 Juli 2008 yang dikutip dari laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), program jargas kota untuk rumah tangga merupakan kegiatan prioritas nasional dari sub sektor migas.

Jargas merupakan program komplemen dalam rangka diversifikasi energi untuk mempercepat pengurangan penggunaan minyak tanah sebagai bahan bakar sehingga dapat membantu terwujudnya kemandirian energi.

Baca juga: PGN Tancap Gas Kejar Target 1 Juta Sambungan Jargas

Selain itu, masyarakat juga dapat memperoleh sumber energi rumah tangga yang lebih murah, bersih, dan aman. Ketika program itu pertama kali diluncurkan, pemanfaatan gas bumi untuk rumah tangga melalui program jargas diharapkan dapat menghemat penggunaan minyak tanah sebanyak 2,8 juta liter atau ekuivalen dengan Rp1 triliun.

Pekerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melakukan perawatan regulator jaringan gas rumah tangga (jargas) di Krueng Geukuh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Aceh, Selasa (2/6/2020)./Antara - Rahmad


Namun, karena sekarang penggunaan minyak tanah sudah dikonversi ke elpiji, tentu harapannya program jargas kota pada rumah tangga ini juga bisa mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor elpiji. Dengan demikian, subsidi energi juga bisa ditekan.

“Antara kompor induksi dan jaringan gas itu akan kita laksanakan secara bersama-sama karena pengguna kompor di Indonesia ini banyak sekali,” kata Wakil Menteri BUMN Pahala N. Mansury saat ditemui di Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu (28/9/2022).

Menurut Pahala, pembangunan jargas untuk rumah tangga secara paralel dilakukan bersamaan dengan program konversi lainnya seperti kompor induksi hingga gasifikasi batu bara atau dimethyl ether (DME) sebagai substitusi elpiji.

Baca juga: PLN Batalkan Program Konversi Kompor LPG 3 Kg ke Kompor Listrik

Untuk diketahui, sepanjang semester I/2022, PT PGN Tbk., selaku Subholding Gas PT Pertamina (Persero) telah menyalurkan gas bumi ke 650.000 rumah tangga. Jumlah itu akan terus bertambah melalui program Gaskita.

Gaskita adalah produk gas bumi yang disalurkan menggunakan jargas dan langsung terhubung ke dapur atau lokasi usaha pelanggan.


Sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pembangunan jargas ditujukan bagi 4,7 juta SRT atau setara dengan 0,7 juta ton LPG pada 2025. Secara bertahap, PGN akan membangun jargas sebanyak 1 juta SRT.

Harapannya, pembangunan jargas sebanyak 4,7 juta SRT dapat mengurangi impor LPG hingga 676 juta kilogram sekaligus menghemat anggaran negara hingga Rp6,58 triliun per tahun.

Baca juga: Ironi di Negeri Kaya Sumber Energi, Surplus Gas tetapi Impor

Secara keseluruhan, pemerintah telah menargetkan sekitar 4 juta sambungan jargas rumah tangga bisa tercapai pada 2024, dengan pendanaan sekitar Rp38,4 triliun yang terdiri atas APBN Rp4,1 triliun, BUMN Rp6,9 triliun, dan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Rp27,4 triliun.

Dengan tercapainya target tersebut, harapannya bisa memberikan penghematan subsidi LPG sebesar Rp297,6 miliar per tahun sekaligus pengurangan impor LPG sebesar 603.720 ton per tahun.


Namun, percepatan pembangunan jargas selama ini masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, terutama menyangkut biaya investasi. 

Pada tahun ini, pembangunan jargas ditargetkan bisa sebanyak 40.777 SR di 12 kabupaten/kota, dengan menggunakan dana APBN. Namun, ke depannya pembangunan jargas tidak lagi menggunakan APBN. (Nyoman Ary Wahyudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.