Garibaldi Thohir, Sang Penggerak Pasar

Siapa tak kenal Garibaldi Thohir, bos tambang batu bara Adaro yang juga malang melintang di sejumlah saham pasar modal. Kepiawaiannya mengelola usaha dan membaca pasar dinantikah oleh para investor.

Rinaldi Azka

4 Agt 2023 - 19.58
A-
A+
Garibaldi Thohir, Sang Penggerak Pasar

Bisnis, JAKARTA - Penerus bisnis keluarga Thohir, Garibaldi Thohir atau yang biasa disapa dengan Boy Thohir cukup aktif di pasar modal Indonesia.

Pria yang juga merupakan kakak kandung Menteri BUMN Erick Thohir ini tercatat menggenggam saham di 5 emiten dengan nilai di atas 5 persen. Saham-saham ini belum termasuk dengan portofolio saham yang digenggam di bawah 5 persen, seperti GOTO dan anak usaha ASSA, Anteraja.

Daftar ini pun belum memasukan emiten-emiten anak usaha yang terafiliasi dengan entitas yang dipegang langsung oleh Boy Thohir, seperti ADMR.

Adapun, kelima emiten tersebut yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA), PT Provident Investasi Bersama Tbk. (PALM), dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (TRIM).

Berdasarkan data KSEI per Jumat (4/8/2023), Boy menggenggam 6,18 persen saham ADRO atau sebanyak 1,97 miliar lembar melalui 4 rekening saham. Selanjutnya, Garibaldi menggenggam saham BMBA sebanyak 814 miliar lembar setara 7,55 persen saham.

Sementara itu, Boy Thohir memegang saham MDKA melalui tiga rekening efek dengan total saham sebanyak 1,77 miliar lembar atau 7,36 persen. Boy menggenggam saham MDKA bersama dengan entitas grup Sandiaga Uno, yakni PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG)yang memiliki 4,47 miliar saham setara 18,57 persen.

Adapun, saham produsen kelapa sawit PALM digenggam sahamnya sebanyak 889,94 juta lembar atau setara 12,5 persen saham yang disetorkan. Terakhir, Boy Thohir juga memiliki saham sekuritas TRIM secara langsung sebanyak 2,46 miliar lembar atau 34,64 persen. TRIM sekaligus menjadi emiten dengan persentase kepemilikan langsung Boy Thohir yang terbesar.

Boy Thohir merupakan konglomerat di Indonesia, di mana dirinya merupakan CEO dan pemegang saham penting Adaro Energy, salah satu eksportir batubara terbesar di dunia. Bahkan, dirinya tercatat menjadi orang terkaya ke-15 di Indonesia dengan harta kekayaan sebesar US$3,45 miliar atau setara dengan Rp51,8 triliun. 

Kendati demikian, nyatanya perjalanan karier Boy tak selamanya mulus. Dia pernah mengalami gagal bisnis tapi juga dilarang sang Ayah untuk menjadi pegawai di sebuah perusahaan.

Lantas, seperti apa sosok dari Boy Thohir? Berikut ulasan Bisnisindonesia.id selengkapnya. 

Kehidupan Awal Boy Thohir

Boy Thohir lahir di Bandar Lampung pada 1 Mei tahun 1965. Dia menceritakan bahwa sebelum sang Ayah sukses menjadi pengusaha, kehidupan masa kecilnya tak jauh beda dengan anak-anak, di mana sang Ayah, Teddy Thohir kala itu harus berjuang dan merintis karier dari nol. Sehingga, sejak kecil dia sudah diajarkan untuk hidup sederhana dan tidak bermewah-mewahan. 

Tapi, berkat kerja keras sang Ayah, di mana dirinya berani untuk memulai kariernya sebagai karyawan Astra. Alhasil, dengan kiprahnya yang bagus, membuat  dia dipercaya menjadi pimpinan dari Grup Astra, hal ini membuat nasib keluarga sedikit demi sedikit berubah ke arah yang lebih baik. 

Baca Juga : Daftar Perusahaan Milik Sandiaga Uno, dari SRTG, TBIG, ADRO—MPMX 

Dilarang jadi Karyawan oleh Sang Ayah

Ketika kondisi perekonomian keluarga mulai stabil, Boy Thohir pun berhasil disekolahkan oleh sang Ayah di Universitas Northrop, Amerika Serikat (AS) dan meraih gelar Master, di mana pada saat itu anak kedua dari tiga bersaudara memang sudah bercita-cita mengikuti jejak sang Ayah, melakoni hidup sebagai seorang entreprenuer.

Sayangnya, ketika dia kembali ke Tanah Air, akibat terpengaruh atas lingkungan pertemanannya, membuat dia punya keinginan untuk bekerja di perusahaan bergengsi, seperti Citibank, American Express dan IBM seperti kebanyakan temannya. 

Namun, keputusan tersebut dilarang oleh sang Ayah. 

“Saya bilang ke Ayah saya, kalau saya mau kerja di Amex, Citibank yang gajinya Rp4 juta. Tapi, Daddy saya bilang, ‘saya sudah investasi (sekolahkan) kamu mahal, nggak balik tuh uang saya,’ Sempat saya berpikir kok sama anak perhitungan ya, tapi seiring berjalannya waktu, saya mengerti dan membuat saya balik ke mimpi saya menjadi pengusaha,” jelasnya yang dilansir dari seri Youtube 'Boy Thohir, Beban Jadi Anak Pengusaha'. 

Baca Juga : Alexander Ramlie, Tokoh di Balik AMMN Pencetak IPO Terbesar 2023

Mengalami Kebangkrutan Berulang Kali

Boy menceritakan, selain sang Ayah, dia pun mendapat dorongan kuat untuk menjadi pengusaha dari sang Ibu. 

“Insting bisnisnya sangat tajam. Terutama, kalau beliau dapat uang dari Ayah, nah itu langsung dibelikan tanah. Jadi, dari umur 11 tahun, saya itu sudah mendampingin Ibu untuk beli tanah. Sejak kecil, saya jadi tahu mana tanah bagus hingga tanah yang bermasalah,” ujarnya. 

Dari pengakuannya tersebut, akhirnya pada 1991 dia terbesit untuk mendirikan bisnis properti. 

Sayangnya, usaha itu tidak berjalan mulus. Beberapa kali dirinya mengalami kegagalan dalam pembebasan lahan. Baginya, di Indonesia berbisnis tanah adalah suatu hal yang tidak mudah.

Melanjutkan kariernya, dia pun memulai bisnis di bidang baru, yaitu perusahaan tambang di Sawah Lunto. Tapi sayang mitra bisnisnya, meninggalkan Indonesia karena saat banyak terjadi kerusuhan.

“Saya sempat shifting dulu tuh, saya urusin perusahaan keluarga. Khususnya di main dealership Greater Jakarta, saya bantu-bantu keluarga. Coba mengembangkan dan membesarkan perusahaan tersebut. Sampai pada akhirnya saya coba kembali membuka bisnis baru,” ungkapnya dilansir dari Youtube 'Blak-blakan Boy Thohir Genggam Saham ADRO, GOTO Hingga AntarAja' Senin, (23/1/2023). 

Pada 1997, Boy pun memulai bisnis multifinance atau kredit motor yang bernama PT WOM Finance. Tapi, harus kembali menelan pil pahit tertimpa krisis moneter di 1998.

Namun, atas strategi jitu, Boy akhirnya mampu melewati fase kritis itu. Bahkan, di 2003, Pria kelahiran Jakarta tersebut sukses mengantarkan WOM Finance melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Baca Juga : Untung Rugi Indonesia Masuk BRICS

Setelah berbagai macam kebangkrutan yang dirinya alami, membuat Boy Thohir terus mengasah kemampuannya dalam berbisnis. 

Pada 2005, Boy pun memberanikan diri untuk terjun ke bisnis tambang batu bara hingga kini dirinya dikenal sebagai sosok paling berperan dalam membangun kejayaan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) yang mengoperasikan pertambangan batu bara tunggal terbesar di Indonesia (di Kalimantan Selatan) dan bertujuan menjadi grup pertambangan dan energi besar di Asia Tenggara.

Singkat cerita, Adaro pun sukses dan tercatat sebagai salah satu dari 50 perusahaan terbaik versi Forbes tahun 2018. Adaro sendiri sudah 30 tahun lebih suplai untuk PLN.

Terakhir, dengan terus meningkatnya pertumbuhan Adaro, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada tanggal 9 Februari 2022, para pemegang saham menyetujui perubahan nama Perseroan menjadi PT Adaro Energy Indonesia Tbk. Perubahan ini menandakan status Perseroan sebagai perusahaan nasional

Baca Juga : Inggris Siapkan Rp135 Miliar untuk Indonesia Pacu Transisi EBT

Terinspirasi dari Perintis Astra

“Besar di keluarga besar Astra, sosok William Soerjadjaja sangat melekat. Karena saya melihat dan kenal langsung dengan Opa Wiliam, saya melihat bagaimana Om Wiliam itu berinteraksi dengan jajaran manajemen hingga karyawan, kalau boleh bilang idola saya itu atau panutan saya Om Wiliam, Theodore Permadi Rachmat alias Teddy Rachmat dan Ayah saya," tuturnya.

Sebagai informasi, Astra International didirikan oleh William Soeryadjaya, sementara Teddy Rachmat, adalah keponakan William Soeryadjaya dan juga Teddy Thohir di antara mantan pegawai Astra yang berhasil merintis Astra hingga menjadi raksasa otomotif dan kini punya banyak lini bisnis di Indonesia. 

Bagi Boy, selain nama besar dan reputasi dari sang Ayah, tentunya kerja keras, niat baik, integritas yang baik menjadikan dirinya tangguh dan bisa terus bangkit lagi untuk bisa membuktikan dirinya berhasil membangun perusahaan Adaro Energy.(Arlina Laras)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rinaldi Azka
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.