Gebrakan Indosat Ooredoo Hutchison, Efisiensi atau Ekspansi?

Sejumlah strategi jangka pendek telah dipetakan Indosat Ooredoo Hutchison setelah resmi mengumumkan restu merger dari para pemegang saham pada Selasa (28/12/2021). Apa saja strategi tersebut dan bagaimana pengaruhnya terhadap masa depan industri telekomunikasi?

Leo Dwi Jatmiko

29 Des 2021 - 14.00
A-
A+
Gebrakan Indosat Ooredoo Hutchison, Efisiensi atau Ekspansi?

Logo Tri Indonesia dan Indosat

Bisnis, JAKARTA — Sejumlah strategi jangka pendek telah dipetakan Indosat Ooredoo Hutchison setelah resmi mengumumkan restu merger dari para pemegang saham. Salah satu prioritas yang bakal segera dilakukan entitas leburan Indosat dan Tri itu adalah efisiensi jaringan. 

Wakil Presiden Direktur Tri Indonesia Danny Buldansyah mengatakan perusahaan akan segera merampingkan sejumlah titik infrastruktur jaringan yang tumpang tindih, segera setelah mengumumkan merger secara resmi pada 4 Januari 2022. 

Dia mengatakan, dengan melakukan efisiensi jaringan, Indosat Ooredoo Hutchison akan memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menggelar jaringan di wilayah baru atau mengoptimalkan jaringan. 

Berdasarkan catatan perusahaan, terdapat sekitar 18.000 titik yang menjadi titik persinggungan jaringan milik Tri dan Indosat. Dengan efisiensi, nantinya hanya ada satu jaringan untuk melayani dua produk di satu titik, sementara jaringan yang lain akan dibangun di daerah baru. 

“Paling besar ongkos operator di jaringan. Jaringan yang bersinggungan akan disatukan sehingga kami nanti memiliki kemampuan untuk memperluas cakupan dan mengembangkan teknologi,” kata Danny kepada Bisnis, Selasa (28/12). 

Danny mengatakan merger Indosat dengan Tri akan memberi dampak baik untuk industri telekomunikasi, bukan hanya untuk perusahaan yang bergabung saja. 

GEDUNG INDOSAT. Bisnis/Himawan L Nugraha

Sekadar informasi pada kuartal III/2021, Indosat mengoperasikan 235.885 base transceiver station (BTS) dengan 70.109 BTS berteknologi 4G. 

Adapun, jaringan 4G Tri Indonesia telah menjangkau lebih dari 37.000 desa di seluruh Indonesia, dengan 31.000 BTS 4G yang telah mereka operasikan hingga kuartal II/2021.  

Dengan menggabungkan jaringan, kata Danny, para pelanggan Indosat Ooredoo Hutchison juga akan menerima layanan yang lebih prima dengan harga yang terjangkau. 

Tidak hanya itu, perusahaan juga memiliki kemampuan untuk menjangkau daerah baru melalui efisiensi yang dilakukan. 

“Karena efisiensi gelar jaringan lebih tinggi, harga layanan akan bersaing dengan kualitas yang lebih baik,” kata Danny.  

Danny juga menjelaskan dengan efisiensi yang dilakukan maka terjadi pemerataan jaringan yang lebih cepat sehingga memangkas kesenjangan digital. Pemerataan jaringan sejalan dengan tujuan pemerintah yang sedang mendorong transformasi digital.

Lebih lanjut, Danny mengungkapkan bergabungnya Indosat dengan Tri Indonesia tidak mematikan produk layanan masing-masing perusahaan. Pelanggan Tri tetap dapat berkomunikasi dengan kartu yang dimiliki, begitupun sebaliknya. 

Perbedaan hanya terjadi di segmentasi pasar yang diincar di mana nantinya produk Tri lebih menyasar ke anak muda sedangkan Indosat untuk pelanggan yang lebih matang atau kelas premium. 

“Kalau produk bisa bermacam-macam. Ada dual brand atau multi brand nanti kita lihat. Nanti masih ada 2 produk yang masih berjalan,” ujarnya. 

Danny mengatakan secara perusahaan atau PT Hutchison 3 Indonesia nantinya akan menghilang. Namun, secara produk tetap berjalan seperti biasa.

Dia menganalogikan produk Tri dan Indosat seperti produk  Axis dan XL, di mana Axis menyasar generasi muda dan XL lebih umum atau kelas premium. Adapun Indosat Ooredoo Hutchison adalah nama brand, sedangkan untuk perusahaan yang terdaftar nanti adalah PT Indosat Tbk. 

Staf PT Hutchison 3 Indonesia melayani pelanggan Tri./dok. Tri Indonesia

GANDENG STARTUP

Pada perkembangan lain di luar bisnis inti di sektor seluler, Indosat Ooredoo Hutchison tengah melirik rencana untuk masuk ke ekosistem digital—termasuk industri startup—dengan inisiatif dan jaringan 5G yang dimiliki. 

Danny mengaku belum dapat bercerita banyak mengenai rencana tersebut lantaran pengumuman resmi perusahaan baru akan dilakukan awal 2022. Meski demikian, dia mengisyaratkan kepemilikan jaringan 5G Indosat berpeluang untuk dikembangkan ke bisnis layanan digital. 

“Kita lihat nanti karena Indosat juga memiliki beberapa inisiatif terlebih mereka ada 5G. Saya belum bisa bicara lebih banyak mengenai itu,” ujarnya. 

Untuk diketahui, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) ISAT pada Selasa (28/12/2021), Danny nantinya akan menjabat sebagai salah satu direktur Indosat Ooredoo Hutchison. 

Sebelumnya, sejumlah pengamat telekomunikasi menilai kehadiran Co Founder Northstar Group Patrick Walujo dan mantan menteri komunikasi dan informatika periode 2014—2019 Rudiantara di jajaran komisaris Indosat Ooredoo Hutchison akan memberikan warna berbeda. 

Keduanya diyakini akan membuat Indosat Ooredoo Hutchison lebih agresif untuk masuk ke ekosistem digital termasuk perusahaan rintisan. 

Pengalaman yang dimiliki Patrick dalam berinvestasi di perusahaan rintisan akan memberi kontribusi dalam pengembangan layanan digital Indosat Ooredoo Hutchison. 

Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura menilai, sebagai komisaris, masukan yang diberikan Patrick akan memberikan dampak bagi pengembangan layanan digital di Indosat Ooredoo Hutchison. 

Layanan digital Indosat Ooredoo berpeluang menjadi lebih baik melalui kerja sama strategis yang dibangun dengan perusahaan rintisan (startup), atau pengembangan secara mandiri dengan menghadirkan aplikasi yang tepat sasaran. 

“Masuknya Patrick akan memberikan warna bagi Indosat Ooredoo Hutchison,” kata Tesar.

Dihubungi secara terpisah, Rudiantara turut mengisyaratkan entitas merger ISAT dan Tri kemungkinan bakal melirik layanan digital termasuk terjun ke dalam ekosistem startup

Dia menilai saat ini dalam industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK), bisnis yang berkembang pesat bukanlah infrastruktur, melainkan ekonomi digital; termasuk dagang-el. 

Dalam 5 tahun terakhir, kata Rudiantara, pertumbuhan infrastruktur hanya sekitar 10 persen, sedangkan dagang-el—yang merupakan bagian dari ekonomi digital—mengalami pertumbuhan yang eksponensial. 

Sebagai gambaran, kata Rudiantara, dari sisi infrastruktur TIK kemungkinan tahun ini nilai pembelian atau purchasing value kurang lebih sekitar Rp200 triliun untuk turn over

Sementara itu, untuk dagang el, nilai pembelian bisa mencapai Rp500 triliun.  Walaupun lebih kecil, infrastruktur telekomunikasi tetap harus dikembangkan.

“Infrastruktur walaupun 10 persen tetap harus dibangun karena tanpa ada itu, pertumbuhan ekonomi digital tidak akan optimal,” kata Rudiantara kepada Bisnis

Dia menambahkan tantangan terbesar saat ini dalam mengembangkan ekonomi digital adalah membangun infrastruktur yang efisien. 

Dengan membangun secara infrastruktur secara efisien, maka perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi termasuk Indosat Ooredoo Hutchison dapat membangun jaringan lebih luas dan optimal. 

“Salah satu cara efisien itu adalah dengan meningkatkan keekonomian skala. Salah satu cara meningkatkan keekonomian skala adalah dengan konsolidasi,” kata Rudiantara. 

Melalui konsolidasi, lanjut Rudiantara, jumlah menara yang disewa perusahaan telekomunikasi akan berkurang, penggunaan frekuensi per pelanggan akan makin efisien, dan lain sebagainya. 

Rudiantara mengatakan jika infrastruktur telekomunikasi sudah dapat dibangun lebih cepat dan lebih luas, tinggal membangun dari sisi ekosistem ekonomi digital. 

Mengenai pandangan agar Indosat Ooredoo Hutchison masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital dengan investasi ke startup, Rudiantara tetap berpandangan bahwa fokus perusahaan perusahaan telekomunikasi adalah membangun infrastruktur digital. 

Dia belum mengetahui apakah Indosat Ooredoo Hutchison akan masuk ke ekosistem startup atau tidak. 

“Fokusnya tetap di infrastruktur karena operator fokusnya di sana. Apalagi 5G nantinya akan masuk ke ritel bukan hanya ke industri,” kata Rudiantara, 

Dia mengatakan ke depan aplikasi-aplikasi ke depan membutuh bandwidth yang lebih besar sehingga menjadi tantangan bagi perusahaan telekomunikasi untuk mempercepat dan memaksimalkan penggelaran jaringan. 

Sekadar informasi, pada tahun ini Indosat telah melakukan komersialisasi 5G di sejumlah kota seperti Jakarta, Solo, Surabaya, Makassar dan Balikpapan.

Indosat terus berupaya untuk menghadirkan teknologi terdepan untuk mendukung transformasi digital pemerintah Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike Dita Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.