Gegap Gempita dan Tangis Idulfitri di Penjuru Dunia

Jika di Indonesia, Turki, dan Arab Saudi sudah menyiapkan berbagai agenda lebaran seperti makanan khas, berkunjung ke sanak saudara, hingga bagi-bagi hadiah, masih ada umat muslim yang mesti merayakan Idulfitri di perbatasan medan perang dalam kondisi serba sulit.

Nindya Aldila & Mia Chitra Dinisari

7 Apr 2024 - 17.46
A-
A+
Gegap Gempita dan Tangis Idulfitri di Penjuru Dunia

Ilustrasi (My Marrakesh Tours)

Bisnis, JAKARTA - Kemeriahan menyambut Idul Fitri ternyata diwarnai dengan tradisi yang beragam dari berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Meski dengan suasana yang jauh berbeda, beberapa negara juga menghadapi hari raya dengan kegentingan di perbatasan medan perang. 

Perbedaan hari raya baik pada 8 April atau 9 April tidaklah mengapa. Baju baru, kue kering yang manis, uang lebaran, memakai henna, hingga berkunjung ke sanak saudara menjadi rangkaian persiapan menyambut hari raya umat muslim di dunia. 

Berikut adalah rangkaian persiapan menyambut hari raya idul fitri di berbagai negara.


1. Indonesia

Salah satu yang akan menjadi pekerjaan rumah besar pemerintah dalam menghadapi Idul Fitri adalah persiapan arus mudik.

Trafik lalu lintas yang padat dan lonjakan kendaraan saat mudik di berbagai titik seperti jalan darat, pelabuhan, stasiun, hingga bandara akan menjadi fokus pemerintah.

Namun, para pemudik tak perlu khawatir karena pemerintah sudah menyiapkan berbagai strategi pada tahun ini. Misalnya, rekayasa lalu lintas, jalur satu arah di jalan tol, ganjil genap, optimalisasi rest area, posko mudik, dan lainnya.  

Ratusan pemudik bersepeda motor antre menunggu kapal bersandar di Pelabuhan Ciwandan, Cilegon, Banten, Kamis (4/4/2024) dini hari. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Sementara itu, masyarakat yang tidak mudik ke luar kota juga tetap bisa bersuka cita dengan berkunjung ke sanak saudara terdekat. 

Pasar dan pusat perbelanjaan juga akan dipadati oleh masyarakat yang hendak menyiapkan menu andalan Idul Fitri khas Indonesia seperti opor ayam, rendang, sambal goreng ati, ketupat, dan lainnya. 


2. Arab Saudi

Ada yang berbeda dari negara muslim seperti Saudi dalam menyambut Idul Fitri pada tahun ini. Pasalnya, gelaran Idul Fitri tahun ini bakal ada rangkaian kegiatan meriah yang bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. 

Otoritas hiburan umum Saudi mengumumkan akan dilaksanakan sejumlah kegiatan seperti kembang api, konser musik, pertunjukan teatrikal, dan lainnya. Pementasan kembang api di Jeddah menyambut Idul Fitri. (Arab News)

Pertunjukan kembang api akan dilakukan di Jeddah pada pukul 9 malam selama 2 hari. Sementara itu konser musi akan diadakan di Mohammad Al-Ali Theater di Riyadh pada 14 April. 

Adapun pertunjukan teater bakal didukung oleh sejumlah artis seperti Laila Alawi, Abdul Rahman Al-Aql, dan musisi Majed  Al-Muhandis yang akan tampil di Hotel Hilton, Dammam. 


3. Maroko

Hampir 98% penduduk Maroko beragama Islam. Tradisi seperti Idiya, yakni setiap penduduk Maroko saling bertukar hadiah atau uang kepada kerabat terdekat dan orang yang kurang mampu tidak pernah luput.

Makanan khas Maroko pun tidak luput dari momen bahagia itu, masing-masing penduduk, salah satunya Tajine yang merupakan wadah tanah liat untuk memasak daging sapi, ayam, dan domba serta rempah-rempah lainnya. 

Hal unik lainnya adalah muncul profesi musiman bernama Nafar, orang yang bertugas membawa berita selama Ramadhan hingga Idul Fitri diumumkan. 

Mereka menggunakan instrumen musik panjang seperti terompet untuk membangunkan orang sahur lalu berjalan menyusuri gang di pemukiman. Sebagai imbalannya, para warga mengucapkan terima kasih dengan makanan, gula, atau uang. 


4. Turki

Negara yang terletak di kawasan Timur Tengah ini memiliki cara tersendiri dalam menyambut Hari Raya Idulfitri atau biasa disebut “Bayram”. Tak jauh berbeda dengan Indonesia, penduduk di sana akan memadati pasar untuk membeli pakaian baru yang dinamakan “Bayramlik”.

Orang-orang mendengarkan band Mehter menampilkan musik tentara Ottoman saat mereka menunggu buka puasa, makan malam untuk berbuka puasa selama Ramadhan, pada hari pertama bulan suci Ramadhan di Istanbul, 1 Agustus 2011. - REUTERS/Murad Sezer

Selain itu, masyarakat Turki akan membuat makanan manis untuk disuguhkan ke tamu atau dibagikan kepada anak-anak yang biasanya mengitar membawa kantong untuk kemudian diisi dengan makanan tersebut.

Turki memiliki lebih dari 90%, saat lebaran para penduduknya akan mendatangi kediaman orang tua atau kerabat dan memberikan salam Bayram dengan cara menempelkan dahinya ke orang yang berusia tua. Hal ini cara untuk menghormati kalangan tua.


5. Afghanistan

Kurang lebih dari 30 juta penduduk Afganistan memeluk agama Islam yang tentunya mempunyai tradisi menyambut hari kemenangan. Berbeda dari negara lainnya, penduduk di sana melakukan tradisi tarung telur atau Tokhm-Jangi.

Jadi, sebelum memulai pertandingan, telur-telur yang siap bertarung direbus terlebih dulu. Lalu setelah matang, telur dihias sesuai kreativitas. Pertandingan ini dilakukan oleh dua orang atau lebih. Permainannya cukup sederhana, telur akan diadu satu sama lain antara pemain A dan B.

Jika telur pemain A berhasil memecahkan telur pemain B dalam keadaan utuh, maka pemain A dinyatakan menang. Namun, apabila telur pemain B berhasil bertahan dan membuat telur pemain A pecah, maka pemain B menang dalam pertandingan. Dapat dikatakan, telur yang tidak pecah adalah pemenangnya.


6. Gaza, Palestina

Jika di bagian bumi lain orang-orang bersuka cita, maka hal yang berkebalikan terjadi di Gaza. Suasana yang mencekam dan serba sulit menyelimuti warga Gaza yang dibombardir dengan serangan tentara Israel. 

Pada tahun lalu, pasar-pasar masih dipadati orang dan pedagang yang menjajakan fesikh atau ikan asin tradisional dan kaak atau kue berisi pasta kurma. 

Warga Palestina berbuka puasa dalam kondisi yang sulit di kamp pengungsi Jabalia pada hari pertama bulan suci Ramadan di Gaza pada 11 Maret 2024./Reuters

Tradisi berkumpul dengan keluarga besar juga masih bisa dilakukan dengan aman sampai tahun lalu. Sayangnya, tahun ini pemandangannya akan berbeda. Perekonomian  di Gaza yang makin sulit akibat perang, penduduk yang kehilangan rumahnya akibat bom, dan nyawa sanak keluarga yang melayang harus menjadi kenangan pahit bagi warga asli Gaza.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Nindya Aldila

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.