Bisnis, JAKARTA - Badan Nasional Penaggulangan Bencana menyebutkan sejumlah rumah mengalami kerusakan akibat gempa bermagnitudo 6,7 di Kabupaten Pandeglang, Banteng, Jumat (14/1) pukul 16.05 WIB. Sementara, menurut BMKG, sebelum gempa kali ini, wilayah Banten sempat mengalami delapan kali gempa besar dan tsunami.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis pusat gempa bumi itu berada di 7.01 LS dan 105.26 BT pada kedalaman 10 meter.
Sementara itu, saat menyampaikan keterangan pers, Jumat (14/1/2022) petang, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan gempa tersebut memiliki parameter update 6,6. Hal itu diketahui berdasarkan lebih banyak data yang masuk. Gempa berlokasi di laut 132 Km barat daya Pandeglang, provinsi Banten pada kedalaman 40 km.
Dwikorita menyebutkan dari catatan sejarah gempa sejak 1851 hingga 2019 telah terjadi beberapa gempa bumi di wilayah Banten. Dengan data sebagai berikut:
- 4 Mei 1851 terjadi gempa yang merusak di Teluk Betung dan Selat Sunda. Saat itu terjadi tsunami dengan ketinggian 1,5 meter.
- 9 Januari 1852 terjadi gempa kuat yang diikuri tsunami kecil.
- 27 Agustus 1883 terjadi tsunami dahsyat, akibat erupsi krakatau dengan ketinggian tsunami di atas 30 meter.
- 23 Fbruari 1903 terjadi gempa dengan magnitudo 7,9, di Selat Sunda yang merusaka wilayah Banten,
- 26 Maret 1928 terjadi tsunami keci di Selat Sunda pascagempa kuat.
- 22 April 1958 gempa kuat, terjadi tsunami di Selat Sunda/
- 22 Desember 2018 terjadi tsunami di Selat Sunda akibat longsoran Gunuing Anak Krakatau.
- 2 Agustus 2019 terjadi gempa dengan magnitudo 7,4 di Banten dan berpotensi tsunami
"Total ada 8 gempa dan atau tsunami yang pernah terjadi sebelumnya," ujar Dwikorita terkait data gempa bumi dan atau tsunami di wilayah Banten.
Terkait gempa yang terjadi hari ini, Dwikorita menyebutkan berdasarkan pemodelan tidak berpotensi menyebabkan tsunami.
Sementara itu, terkait gempa susulan, hingga 17.20, 14 Januari 2022, BMKG mencatat terdapat lima gempa susulan, dengan magnitudo terbesar sebesar 5,7.
Sementara itu, ,menurut Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, gempa dirasakan kuat selama 4-5 detik.
Hal itu dirasakan di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten. Warga sempat berhamburan keluar rumah saat merasakan kuatnya guncangan.
Laporan visual yang dihimpun dari lapangan, beberapa rumah warga di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Munjul Kabupaten Pandeglang, mengalami kerusakan di bagian atap dan teras rumah.
Guncangan gempa bumi juga dirasakan hingga wilayah Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya. Beberapa warga maupun pegawai kantor sempat berhamburan keluar gedung untuk menyelamatkan diri saat terjadi gempabumi.
BPBD Kabupaten Cianjur juga melaporkan guncangan gempa bumi sempat dirasakan di wilayah Kabupaten Cianjur dan sekitarnya.
"BPBD Kabupaten Lampung Barat juga melaporkan hal yang sama, bahwa guncangan gempabumi dirasakan hingga 2-3 detik di wilayah Kabupaten Lampung Barat," ujar Abdul Muhari dalam keterangan resminya.
Hingga saat ini, BPBD Kabupaten Pandeglang, BPBD Provinsi DKI Jakarta, BPBD Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Lampung Barat tengah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa dan kerugian materiil masih dalam proses pendataan.