Bisnis, JAKARTA - Keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) mulai dipertanyakan, utamanya setelah rentetan krisis yang menimpa ekonomi global dalam 2 tahun terakhir.
Gerakan itu biasa disebut dedolarisasi, yakni menjadikan mata uang lain selain dolar AS sebagai alat bayar transaksi perdagangan atau cadangan devisa agar tidak lagi bergantung pada greenback (dolar AS).
Sinyal kuat dedolarisasi yang terbaru terlihat dari langkah aliansi BRICS yang terdiri dari brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan untuk membuat mata uang baru. Bahkan, sebanyak 19 negara lainnya sudah meminta bergabung dalam pertemuan 2-3 Juni di Cape Town.
"Mata uang bersama BRICS tidak hanya berlaku bagi negara yang disatukan batas teritorial yang sama, anggotanya kemungkinan bakal bisa menghasilkan skala [perdagangan] yang lebih luas daripada mata uang yang ada [dolar AS]," staf ekonom Gedung Putih Joseph Sullivan, dikutip Business Insider pada Selasa (25/4/2023).