Gugurnya Asa Mitratel Pecah Rekor Baru Nilai IPO

Mitratel dikabarkan telah menetapkan harga IPO yang akan dilakukan akhir November mendatang, yakni Rp800 per saham. Dengan level harga tersebut, dana yang bakal dikantonginya mencapai Rp20,43 triliun, lebih rendah dibanding rekor IPO yang dipecahkan PT Bukalapak.com Tbk. yakni Rp21,9 triliun.

Lorenzo Anugrah Mahardhika & Pandu Gumilar

5 Nov 2021 - 19.51
A-
A+
Gugurnya Asa Mitratel Pecah Rekor Baru Nilai IPO

Telkomsel dan PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel melakukan penambahan pengalihan kepemilikan 4.000 unit menara telekomunikasi milik Telkomsel kepada Mitratel. Kesepakatan yang ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli (Sale and Purchase Agreement/SPA) antara kedua perusahaan pada 31 Agustus 2021.

Bisnis, JAKARTA — Estimasi sejumlah kalangan bahwa nilai initial public offering atau IPO PT Dayamitra Telekomunikasi bakal kembali memecahkan rekor yang telah dicapai PT Bukalapak.com Tbk. pada pertengahan tahun ini tampaknya harus pupus.

Emiten yang kerap dikenal dengan nama Mitratel ini baru saja menuntaskan proses penawaran awal atau bookbuilding pada Kamis (4/11) kemarin.

Sebelumnya, perseroan mengungkapkan bahwa dalam aksi IPO ini, perseroan melepas 25,54 miliar saham ke publik, setara 29,85% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah aksi korporasi itu rampung.

Dalam bookbuilding ini, perseroan menawarkan saham kepada investor publik dengan rentang harga antara Rp775 hingga Rp975 per saham. Jika realisasi harga IPO mencapai batas atas Rp975, maka dana yang akan dikantongi perseroan mencapai Rp24,9 triliun.

Ini bakal menjadi rekor IPO tertinggi di Indonesia. Adapun, saat ini rekor IPO masih dipegang oleh PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) yang juga baru IPO tahun ini, yakni senilai Rp21,9 triliun.

Namun, berdasarkan laporan Bloomberg pada Jumat (5/11), Mitratel dikabarkan mematok harga saham sebesar Rp800 untuk melepas sahamnya.

Dengan harga tersebut, Mitratel berpotensi meraih dana segar sebesar US$1,3 miliar atau Rp20,43 triliun, sedikit di bawah jumlah yang dikumpulkan BUKA sebesar US$1,5 miliar atau sekitar Rp21,26 triliun.

Jumlah tersebut juga membawa nilai penggalangan dana melalui bursa Indonesia ke posisi US$3,4 miliar pada tahun ini, melewati catatan pada 2010 lalu sebesar US$3 miliar.

Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan permintaan investor terhadap saham Mitratel sangat baik. Pihaknya juga mengapresiasi antusiasme pemilik modal yang hendak membeli saham Mitratel.

Mitratel telah memiliki lebih dari 28 ribu menara telekomunikasi di seluruh Indonesia. Lebih dari 50 persen menara yang dimiliki perusahaan tersebut berlokasi di luar Pulau Jawa.

Aset menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. itu berencana melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia./ Mitratel.

Sebelumnya, Hendra mengatakan pihaknya akan menggunakan dana hasil IPO untuk membeli 6 ribu unit menara telekomunikasi tambahan. Mitratel juga akan berfokus pada ekspansi di sektor 5G ke Asia Tenggara serta wilayah Asia lainnya.

Adapun, lembaga pengelola investasi pemerintah Indonesia, Indonesia Investment Authority, telah menaruh dana sekitar US$500 juta hingga US$800 juta untuk membeli saham Mitratel.

Mitratel telah menunjuk HSBC Holdings Plc, JPMorgan Chase & Co., Morgan Stanley, PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.

 

PROSPEK IPO MITRATEL

Gagalnya Mitratel memecah rekor IPO tidak lantas berarti sahamnya menjadi tidak lagi menarik bagi calon investor yang hendak membelinya saat penawaran umum yang dijadwalkan pada 16-18 November 2021 mendatang.

Sebelumnya, Analis Verdana Nomura Raymond Kosasih mengatakan IPO Mitratel memiliki peluang investasi ciamik bagi investor. Dia berkaca dari pertumbuhan trafik data di Indonesia berkisar 40% hingga 50% dalam beberapa tahun terakhir.

Selain itu, terdapat keterbatasan jumlah spektrum serta frekuensi di Indonesia sehingga kebutuhan akan menara bakal tetap tinggi pada masa mendatang.

“Saat ini, melalui kajian kami, penetrasi jumlah menara di Indonesia termasuk rendah dibandingkan beberapa negara, seperti Brasil atau India. Ratio populasi per menara di Indonesia masih termasuk yang tinggi di kisaran 2,250 dibandingkan Brasil dan India yang berkisar 2,100,” tulis Raymond dalam risetnya.

Raymond mengatakan hal tersebut sebagai peluang bagi Mitratel dapat menjaring operator-operator lainnya di luar Grup Telkom sebagai tenant, baik melalui built-to-suit atau kolokasi. Sejauh ini, menara yang dimiliki oleh Mitratel dari tahun 2010 memiliki rasio kolokasi di kisaran 1,9 kali, lalu 1,7 kali untuk menara yang dimiliki sejak 2011.

Mengenai kemungkinan kekhawatiran pasar atas independensi dalam penempatan perangkat dari operator pesaing di menara-menara Mitratel, Raymond melihat bahwa itu kurang tepat.

Sebab, jika Mitratel tidak membuka menara-menara tersebut, cepat atau lambat perusahaan menara pesaing Mitratel akan mendirikan menara-menara di lokasi yang dibutuhkan.

Research Analyst Indo Premier Sekuritas Hans Tantio mengatakan industri tower memiliki ruang pertumbuhan yang cukup baik. Belum lagi, Indonesia akan memasuki era teknologi 5G, begitu juga dengan Mitratel.

Selain itu, Mitratel tidak memiliki restriksi untuk penempatan kolokasi bagi seluruh tower telekomunikasi. Tidak ada hak veto dari Telkomsel untuk kolokasi pada tower-tower akuisisi.

Menurutnya, Mitratel memiliki independensi untuk melaksanakan day to day operations dan fleksibilitas guna mengejar peluang pertumbuhan yang berpotensi tinggi. Saat ini, lebih dari 57% menara Mitratel berlokasi di luar Jawa dan Telkomsel sebagai anchor tenant.

Lebih dari 50% tenant Mitratel dari Telkomsel yang merupakan mature tenant, sehingga ada jaminan sustainability dan collection.

Dengan program peningkatan tenancy, maka Mitratel berpeluang besar menggaet lebih banyak tenant di luar Telkomsel, seperti XL Axiata, Indosat, Smartfren, dan lain-lain yang terus melakukan ekspansi jaringan.

“Saya melihat pilihan terbaik bagi Mitratel untuk dapat tumbuh dengan baik ke depan adalah dengan menjaga independensinya, yang artinya harus melayani kebutuhan seluruh operator seluler dengan sama baiknya,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (1/11).

.

Analis Henan Putihrai Steven Gunawan mengatakan Mitratel memiliki prospek pertumbuhan yang jelas. Pasalnya, perseroan memiliki peluang menumbuhkan rasio tenansi dan juga return on equity (ROE).

Steven menjelaskan rasio tenansi Mitratel sebesar 1,57 kali, lebih kecil dibandingkan dengan kompetitor seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) 1,88 kali, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) 1,89 kali.

Namun, dia optimistis rasio itu akan meningkat karena seluruh dana hasil IPO akan dipakai untuk belanja modal guna mendanai ekspansi usaha.

“Masih ada potensi pertumbuhan jumlah penyewa menara untuk bisa menuju ke 1,9 kali seperti TOWR & TBIG. Pertumbuhan jumlah penyewa artinya ada potensi kenaikan pendapatan,” katanya kepada Bisnis.

Steven menjelaskan bahwa dengan semakin tingginya rasio tenansi menara, Mitratel mampu mencetak level skala ekonomis baru, yaitu berpeluang mendongkrak kinerja rasio margin Ebitda sehingga ROE yang diberikan kembali kepada para pemegang saham bakal meningkat.

Di sisi lain, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menjelaskan bahwa IPO Mitratel ini merupakan salah satu penataan portofolio perseroan guna mengoptimalkan value creation sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi stakeholder.

“Sebagai penyediaan infrastruktur menara telekomunikasi selama 13 tahun, Mitratel memiliki lebih dari 28 ribu menara, dengan tim manajemen yang berpengalaman dan rekam jejak yang baik dalam memberikan pertumbuhan siklus industri di Indonesia,” katanya.

Ririek menambahkan Mitratel memiliki potensi pertumbuhan yang baik seiring dengan perkembangan teknologi terlebih dengan kehadiran 5G yang membuat kebutuhan operator terhadap menara telekomunikasi meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.