Harbolnas 12.12 Tanpa Subsidi, Akankah Menggairahkan Konsumsi?

Tahun ini, perhelatan Harbolnas 12.12 tidak lagi disokong subsidi ongkos kirim oleh pemerintah seperti tahun lalu. Pada 2020, pesta belanja daring tahunan itu meraup transaksi senilai Rp11,5 triliun. Bagaimana dengan 2021?

Iim Fathimah Timorria

6 Des 2021 - 19.17
A-
A+
Harbolnas 12.12 Tanpa Subsidi, Akankah Menggairahkan Konsumsi?

Konsumen memilih produk di salah satu situs berjualan online saat program 12.12 di Kerten, Laweyan, Solo. Sejumlah situs berjualan online menawarkan beragam menarik seperti diskon, gratis biaya pengiriman, dan flash sale untuk memeriahkan Hari Belanja Online Nasional./JIBI-M. Ferri Setiawan

Bisnis, JAKARTA — Performa konsumsi rumah tangga sebagai penyangga ekonomi nasional diyakini tetap akan terkatrol momentum Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas 12.12, kendati pemerintah tidak lagi menggelontorkan subsidi ongkos kirim seperti tahun lalu. 

Menurut perkiraan Asosiasi Dagang-el Indonesia atau Indonesia E-commerce Association (Idea), nilai transaksi Harbolnas 12.12. tahun ini akan melampaui realisasi tahun lalu. Akan tetapi, asosiasi enggan menyebutkan target transaksi Harbolnas yang dibidik pada 2021.

Berdasarkan catatan asosiasi, nilai transaksi Harbolnas 12.12 pada 2020 menembus Rp11,5 triliun. Untuk tahun ini, Ketua Idea Bima Laga memprediksi belanja masyarakat dalam kegiatan tersebut bakal didominasi transaksi untuk produk lokal.

"Kami akan fokus mendorong produk lokal dalam Harbolnas kali ini. Kami menargetkan kenaikan transaksi produk lokal dan akan mendominasi transaksi [sebanyak] 70 persen," ujarnya, Senin (6/12/2021).

Terkait dengan persiapan, dia memastikan seluruh platform dagang-el yang berpartisipasi dalam Harbolnas 12.12 akan memberi sejumlah insentif agar menarik minat belanja masyarakat. Asosiasi juga telah bekerja sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. untuk program subsidi diskon.

"Dari sisi promosi, platform akan all out mempromosikan event ini dan juga pelapak-pelapak unggulannya. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk subsidi diskon dari produk-produk selama Harbolnas pada 11 dan 12 Desember 2021," kata Bima.

Penyaluran diskon bagi konsumen ini dibenarkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan.

Dia memperkirakan para platform dagang-el akan tetap memberikan tawaran menarik meski pemerintah tidak menggelontorkan subsidi biaya pengiriman sebagaimana diterapkan pada 2020.

"Sepertinya akan diwarnai gratis ongkos kirim dari platform dan mekanismenya mereka yang akan jelaskan," kata Oke.

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia,  volume transaksi dagang-el meningkat menjadi 1,27 miliar transaksi pada tahun ini dari capaian sebanyak 925,86 juta transaksi pada 2020.

Dari sisi nilai, bank sentral mengestimasikan transaksi dagang-el  2021 menembus Rp354,3 triliun atau naik sekitar 33 persen dibandingkan dengan nilai transaksi pada 2020 yang mencapai Rp266,2 triliun.

BI juga memperkirakan kenaikan tersebut berpeluang menembus 48,4 persen, mengingat realisasi nilai transaksi pada semester I/2021 sudah mencapai Rp186,7 triliun atau naik 63,36 persen secara tahunan.

TERDAMPAK PEMBATASAN

Prospek penguatan konsumsi masyarakat pada perayaan Harbolnas tahun ini turut dipengaruhi oleh rencana pembatasan mobilitas masyarakat selama periode Natal dan Tahun Baru atau sepanjang 24 Desember 2021—2 Januari 2022. 

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan Harbolnas 12.12 berpeluang menjadi kontributor kenaikan penjualan dagang-el pada kuartal IV/2021.

Meski pemerintah tidak menggelontorkan subsidi ongkos kirim untuk produk lokal seperti tahun lalu, dia meyakini minat belanja tetap tinggi.

“Faktornya menjelang Natal dan Tahun Baru 2022 masyarakat menunda perjalanan dan liburan, jadi anggarannya bisa dialokasikan ke pos lain, termasuk belanja daring,” kata Bhima.

Dia juga mengatakan bahwa masyarakat makin familier dengan aktivitas belanja daring, terutama pada momen Harbolnas 12.12. Selain itu, aktivitas belanja daring mulai banyak diadopsi di luar Pulau Jawa, terlepas dari sejumlah tantangan akses yang masih ada.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet juga berpendapat pembatasan aktivitas yang mulai diterapkan pemerintah bisa mendorong aktivitas belanja daring masyarakat.

Namun, melihat perkembangan operasional pusat perbelanjaan saat ini, dia justru memperkirakan nilai penjualan dagang-el pada Harbolnas bisa lebih rendah.

“Dengan tidak adanya subsidi ongkos kirim dan masih diizinkannya kunjungan ke mal, menurut saya penjualan pada akhir tahun berpeluang lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu,” katanya.

Asumsi ini, kata Rendy, dilandasi perkiraan bahwa kasus Covid-19 di Tanah Air masih terkendali. Sentimen varian Omicron yang tidak membesar dia perkirakan juga akan memengaruhi opsi belanja masyarakat.

“Namun, kontribusi dagang-el terhadap ekonomi pada kuartal IV/2021 tetap akan lebih tinggi daripada kuartal III/2021. Jika pemerintah ingin mendorong masyarakat tetap di rumah, memang pemberian subsidi ongkos kirim ditambah promo dari platform akan meningkatkan transaksinya.”

Dari sisi perusahaan dagang-el yang terlibat Harbolnas 12.12, Tokopedia berencana menghadirkan sejumlah kampanye dan promo menarik serta insisiasi untuk mendukung penjualan produk lokal.

“Tokopedia bersama para mitra strategis menghadirkan berbagai kampanye dan promo menarik yang lebih relevan," kata External Communications Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya.

Dengan kampanye bertajuk Kejutan Belanja Untung (Kebut) 12.12, perusahaan akan menawarkan promo seperti kupon cashback sampai 90 persen, belanja Rp10.000 gratis ongkos kirim, dan diskon spesial 12.

"Ini untuk menjawab animo tinggi dari masyarakat, [bercermin dari transaksi saat Harbolnas] pada 12 Desember tahun lalu yang meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan rata-rata transaksi harian sepanjang 2020," kata Ekhel.

Dia mengatakan Tokopedia sejatinya telah rutin menyediakan promo untuk membantu masyarakat berbelanja dan menjaga kelangsungan pegiat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), seperti dengan festival belanja bulanan Waktu Indonesia Belanja (WIB) yang digelar setiap bulan mulai tanggal 25 hingga akhir bulan.

"Tokopedia juga terus menggencarkan inisiatif Hyperlocal untuk memungkinkan masyarakat dari seluruh penjuru Indonesia punya kesempatan sama dalam menemukan berbagai produk kebutuhan dengan mudah hingga menciptakan peluang usaha, termasuk di tengah pandemi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Wike D. Herlinda

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.