Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Naik, Konsumsi BBM Subsidi Aman?

PT Pertamina (Persero) telah beberapa kali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, dan yang terbaru pada 1 Desember 2022. Di sisi lain, BPH Migas optimistis penyaluran BBM bersubsidi tahun ini tidak akan melebihi kuota yang sudah disiapkan.

Ibeth Nurbaiti

11 Des 2022 - 14.00
A-
A+
Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Naik, Konsumsi BBM Subsidi Aman?

Pengendara mengisi bahan bakar di SPBU, di Jakarta. PT Pertamina (Persero) terus berupaya melakukan berbagai upaya agar BBM bersubsidi secara optimal dikonsumsi oleh masyarakat yang berhak./ JIBI-Dwi Prasetya.

Bisnis, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) telah beberapa kali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, dan yang terbaru pada 1 Desember 2022. Kendati sebelumnya ada kekhawatiran terjadinya lonjakan konsumsi BBM subsidi melampaui target tahunan, Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) meyakini hal itu tidak akan terjadi.

Pada 1 Desember 2022, Pertamina menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax Turbo sebesar 6,29 persen dari Rp14.300/liter menjadi Rp15.200/liter untuk wilayah Jabodetabek. Adapun, harga Pertamax Turbo tertinggi ada di Pulau Sumatra yaitu mencapai Rp15.800/liter. 

Baca juga: Di Balik Impor Minyak Mentah RI, Ada KKKS yang Pilih Ekspor

Sementara itu, harga Pertamina Dex naik 1,34 persen dari Rp18.550/liter menjadi Rp18.800/liter. Selain itu, Pertamina juga menaikkan harga Dexlite sebesar 1,6 persen daari Rp18.000/liter menjadi Rp18.300/liter. 

Adapun, berdasarkan catatan BPH Migas, realisasi penyaluran BBM Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP), yakni Pertalite hingga November 2022 mencapai 26,90 juta kiloliter (kl) atau 89,94 persen dari kuota yang ditetapkan sebesar 29,92 juta kiloliter. Prognosa penyaluran bensin dengan nilai oktan (RON) 90 itu hingga akhir tahun diperkirakan di kisaran 29,40 juta kl atau 98,29 persen dari kuota yang dialokasikan.

Baca juga: Dampak Pembatasan Harga Minyak Rusia oleh Barat

Selanjutnya, realisasi penyaluran BBM Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) Solar hingga November 2022 telah mencapai 16,02 juta kl atau 89,86 persen dari kuota yang ditetapkan. Di sisi lain, prognosa konsumsi Solar subsidi hingga akhir tahun ini menyentuh angka 17,51 juta kl atau 98,2 persen dari kuota awal.

Dengan realisasi tersebut, BPH Migas optimistis penyaluran BBM bersubsidi tahun ini tidak akan melebihi kuota yang sudah disiapkan. “Berdasarkan data penyaluran JBT dan JBKP sampai dengan 30 November, diperkirakan sampai dengan akhir Desember 2022, minyak Solar akan tersalurkan sebesar 17,51 juta kl, kemudian minyak tanah 0,49 juta kl, dan Pertalite akan tersalurkan sebesar 29,51 juta kl,” kata Kepala BPH Migas Erika Retnowati saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII di DPR RI, Jakarta, Kamis (8/12/2022).


Di sisi lain, BPH Migas mencatat bahwa tren penjualan BBM Jenis Bahan Bakar Umum (JBU) atau komersial dari enam badan usaha termasuk Pertamina mengalami penurunan yang signifikan sepanjang 2022.

Total volume penjualan BBM JBU mencapai 19,17 juta kl sepanjang Januari—September 2022, sedangkan realisasi penyaluran JBKP Pertalite mencapai 26,9 juta kl per 30 November 2022.

Baca juga: Gerak Cepat Pemerintah Cairkan Dana Kompensasi Harga BBM Subsidi

Menurut Erika, penurunan itu terjadi karena peralihan status Pertalite sejak Juni 2021, dari JBU menjadi JBKP sehingga realisasi penjualan BBM komersial dari enam badan usaha termasuk Pertamina baru mencapai 23,05 juta kl sepanjang Januari—September 2022, padahal outlook hingga akhir tahun 31,76 juta kl.

Adapun, proyeksi penjualan itu turun drastis dari torehan sepanjang 2021 dan 2020 yang masing-masing sempat mencapai 44,36 juta kl dan 46,33 juta kl.

Namun, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, penyebab turunnya penjualan BBM JBU atau BBM nonsubsidi dikarenakan jumlah permintaan yang meningkat imbas naiknya jumlah kendaraan. 

Baca juga: Langkah Mantap Pertamina Gantikan Shell di Blok Masela

Selain itu, disparitas harga JBU dengan Pertalite juga berpengaruh terhadap penurunan penjualan JBU. “Di pasar kan [kendaraan] nambah 4 persen, 5 persen setahun. Kaliin aja sekian ratus juta, totalnya kan 140 juta kendaraan kita. Nah, jadi itu yang menyebabkan salah satu konsumsinya naik, dan disparitas [JBU dengan Pertalite] harganya juga terlalu jauh,” kata Arifin, Jumat (9/12/2022).

 

Sementara itu, Pertamina telah melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. (Nyoman Ary Wahyudi/Widya Islamiati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Ibeth Nurbaiti

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.