Harga Bitcoin Kembali Bergerak di Bawah US$50.000

Harga aset digital paling langka, Bitcoin kembali bergerak di bawah US$50.000. Apa ya penyebabnya?

Duwi Setiya Ariyanti

10 Sep 2021 - 19.29
A-
A+
Harga Bitcoin Kembali Bergerak di Bawah US$50.000

Harga aset digital paling langka, Bitcoin kembali bergerak di bawah US$50.000. (Antara)

Bisnis, JAKARTA— Harga cryptocurrency paling langka, Bitcoin kembali bergerak di bawah US$50.000 di tengah berbagai sentimen terkait adopsi aset digital itu.

Data Coinmarketcap pada Jumat (10/9/2021) pukul 17:27 WIB menunjukkan pergerakan harga 10 cryptocurrency berkapitalisasi pasar terbesar terkoreksi dalam perdagangan harian. Adapun, Bitcoin mencapai US$46.178,01, tumbuh 0,21 persen dalam perdagangan harian sehingga kapitalisasi pasarnya menyentuh US$870,15 miliar.

Seperti diketahui, Bitcoin membuka perdagangan awal pekan dengan melampaui level psikologis US$50.000 akibat langkah El Salvador mengadopsi aset paling langka itu sebagai alat resmi dalam lelang. Namun, aksi jual investor akhirnya menekan Bitcoin turun ke bawah US$50.000.

Dikutip dari Markets Insider, kebijakan penggunaan Bitcoin di El Salvador merupakan percobaan yang bermasalah tetapi analis JP Morgan menyebut langkah itu tak akan menyakiti pasar crypto secara jangka panjang.

Penerapan kebijakan tersebut memantik protes dan hambatan teknologi dan penurunan harga Bitcoin sebesar 17 persen.

“Eksperimen El Salvador bermasalah seharusnya bukan menjadi hal penting bagi masa depan Bitcoin atau mata uang crypto.”

Menurut analis, kebijakan yang dipilih El Salvador tergolong terburu-buru karena hingga saat ini cryptocurrency belum mampu menyaingi dolar Amerika Serikat (AS) sebagai mata uang yang berlaku di negara tersebut.

Dari sisi pergerakan harga, Bitcoin terlalu volatil bila berperan sebagai mata uang dan tanpa adanya aset dasar lain yang mendukung cryptocurrency atau kemampuan menyimpan nilai.

“Beberapa barang dan layanan diperdagangkan dan dinegosiasikan dalam klausul Bitcoin dan Bitcoin sendiri diperdagangkan melalui dolar,” katanya.

Di sisi lain, dia menyebut para pedagang dan peritel di El Salvador akan menghadapi fluktuasi harga yang liar mengikuti pergerakan harga Bitcoin terhadap dolar AS. Sementara itu, dalam kasus terbaiknya, eksperimen El Salvador bisa berakhir dengan makin banyaknya transaksi di Bitcoin dan warga El Salvador menggenggam lebih banyak Bitcoin sebagai alat penyimpan nilai selain emas.

Ketersediaan tetap Bitcoin yakni 21 juta unit akan menciptakan sistem deflasi yang tak berkelanjutan bagi sebagian besar ekonomi.

“Daya beli akan naik secara alami mengikuti keterbatasan pasokan dan dengan demikian harga barang dan layanan berdenominasi Bitcoin akan turun bertahap. Dalam kondisi ekonomi tersebut, insentif yang diberikan otoritas tampak seperti timbunan daripada membelanjakan mata uang,” katanya.

Dari aspek keamanan dan privasi, Bitcoin juga memantik risiko yang bisa melampaui penurunan biaya transaksi. Dengan demikian, sentimen dari adopsi Bitcoin El Salvador belulm mampu menahan penurunan harga cryptocurrency di tengah aksi jual di pasar.

"Terlepas dari tantangan tersebut, eksperimen El Salvador tak diragukan lagi menjadi momen penting bagi cryptocurrency dan sistem pembayaran terkait dengan penerapannya di dunia nyata dan untuk menekan cakupan sentimen investor terhadap cryptocurrency.”

Terkait dengan adopsi aset crypto, Mastercard mengakuisisi Cipher Trace, sebuah firma yang mampu memindai teknologi blockchain untuk transaksi ilegal. Melalui akuisisi tersebut, Mastercard mampu melakukan penelusuran terhadap lebih dari 900 mata uang crypto.

Dalam keterangan resminya, Presiden Siber dan Intelijen Mastercard, Ajay Bhalla mengatakan dengan pertumbuhan ekosistem aset digital yang sangat cepat, datang kebutuhan untuk memastikan kepercayaan dan keamanan.

"Tujuan kami untuk membangun kapabilitas tambahan dari Mastercard dan Cipher Trace yang melakukannya,” katanya seperti dikutip dari Coindesk.

Sebelumnya, perusahaan menyatakan bakal menggunakan USD coin sebagai perantara pembeli yang menggunakan cryptocurrency dan pedagang yang menggunakan dolar AS. Perusahaan pun sempat menyatakan bahwa para pedagang bisa menggunakan jaringan Mastercard untuk transaksi menggunakan cryptocurrency pada akhir 2021.

“Mastercard tidak merekomendasikan penggunaaan cryptocurrency tetapi kami di sini mendorong konsumen, pedagang dan pelaku usaha pindah ke nilai digital,” ujar Wakil Presiden Crypto Mastercard, Raj Dhamodharan.

Meskipun adopsi cryptocurrency terus meluas, investor kakap Leon Cooperman menyebut masyarakat belum memahami kerja aset tersebut. Bila memilih aset yang memiliki kemampuan simpan nilai yang lebih baik, dia menyarankan agar investor memilih emas daripada Bitcoin.

“Saya akan sangat berhati-hati dengan Bitcoin. Saya tak menilai bahwa Bitcoin masuk akal dan bila Anda gugup terkait dengan kondisi global, emas, menurut saya, tempat yang lebih baik untuk menyimpan nilai daripada Bitcoin,” ujarnya seperti dikutip dari Markets Insider.

Adapun, harga emas berdasarkan data Markets Insider, Jumat (10/9/2021) pukul 19:18 WIB menyentuh US$1.797,28 per troy ounce atau naik 0,15 persen. Kenaikan tersebut belum mampu menghapus skoreksi 2,2 persen secara tahun berjalan.

Tim Analis Monex Investindo Futures menyebut bahwa penguatan harga emas terdorong oleh koreksi dolar AS. Harga emas bergerak pada level resistance US$1.802 hingga US$1.806 per troy ounce dan level support pada rentang US$1.799 hingga US$1.795 per troy ounce.

“Koreksi pada dolar AS di sesi Asia membantu harga emas menguat ke level tinggi,” dalam hasil risetnya.

Dikutip dari Antara, data klaim pengangguran mingguan AS mendekati posisi terendah 18-bulan. Analis pasar senior di pialang valuta asing, Oanda, Ed Moya menyebut bahwa langkah pengurangan pembelian obligasi AS pad Desember 2021 menjadi pendorong pergerakan harga emas ke fase konsolidasi.

"Jadi, harga emas akan berkonsolidasi di sekitar level ini,” kata Ed Moya, analis pasar senior di pialang valuta asing OANDA.

Peningkatan kemungkinan bahwa ECB dapat mulai mengurangi stimulus di beberapa titik tahun depan dapat mendorong penurunan awal emas kembali di bawah 1.800 dolar AS per ounce, Moya menambahkan.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (9/9/2021) bahwa klaim awal pengangguran AS turun 35.000 menjadi 310.000 dalam pekan yang berakhir 4 September, level terendah sejak pertengahan Maret 2020 ketika pandemi dimulai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Duwi Setiya Ariyant*

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.