Bisnis, JAKARTA— Minyak sawit mentah atau crude palm oil/CPO kehilangan pilar support utama setelah produsen utama Indonesia melakukan pembukaan ekspor sawit dan minyak goreng hari ini, Senin (23/5/2022). Pencabutan kembali larangan ekspor ini membuka jalan bagi harga komoditas CPO merosot lebih jauh karena pasokan meningkat dan permintaan melemah.
Beberapa analis memproyeksikan harga minyak sawit mentah diperkirakan jatuh ke level 5.000 ringgit Malaysia per ton pada Julia tau Agustus karena pasokan yang cukup di pasar, setelah pembukaan ekspor sawit dan minyak goreng oleh Presiden Joko Widodo.
Kondisi tersebut diproyeksikan oleh manajer umum perdagangan minyak dan gandum di Savola Foods, Tajgir Rahman, menyusul keputusan Indonesia membuka kembali keran ekspor.“Banyak kehancuran permintaan telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir karena kelapa sawit menjadi mahal,” ujarnya dilansir Bloomberg Senin (23/5/2022).
Pedagang veteran Dorab Mistry juga memperkirakan minyak sawit mungkin tenggelam ke 5.000 ringgit pada Juni dan menjadi 4.000 ringgit pada September setelah Indonesia melonggarkan atau melakukan pembukaan ekspor sawit dan minyak goreng, dan perang di Ukraina diselesaikan.