Harga Emas Anjlok Tertekan Data Ekonomi AS

Penurunan harga emas sempat tertahan oleh keputusan the Fed menjalankan tapering off pada pertengahan bulan ini.

Febrina Ratna Iskana

4 Nov 2021 - 08.19
A-
A+
Harga Emas Anjlok Tertekan Data Ekonomi AS

Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis - Himawan L Nugraha

Bisnis, JAKARTA -  Harga emas terus berada dalam tekanan dalam dua hari terakhir. Meski begitu, penurunan harga komoditas logam itu sedikit tertahan oleh keputusan Federal Reserve (the Fed) terkait pengurangan stimulus.

Dilansir dari Antara, harga emas untuk kontrak pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange ditutup turun US$ 25,5 atau 1,43% ke level US$1.763,90 per troy ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (2/11), emas berjangka juga merosot US$ 6,4 atau 0,36% ke US$1.789,40.

Harga emas terkoreksi setelah Amerika Serikat (AS) merilis sejumlah data ekonomi. Beberapa di antaranya laporan pekerjaan dari Automatic Data Processing (ADP) yang menunjukkan 571.000 pekerjaan ditambahkan pada Oktober, jauh lebih baik dari yang diperkirakan.

Sementara itu, Indeks Manajer Pembelian sektor jasa AS yang disusun oleh IHS Markit meningkat menjadi 58,7 pada Oktober dari 54,9 pada September. Lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) juga melaporkan indeks jasa-jasa melonjak ke rekor 66,7 persen pada Oktober, lebih tinggi dari ekspektasi para analis dan naik dari 61,9 persen pada September.

Di sisi lain, hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), yang keluar tak lama setelah pasar ditutup, memutuskan Federal Reserve memilih untuk mengurangi pembelian obligasi sebesar US$15 miliar per bulan mulai pertengahan November. 

The Fed juga menunjuk pemulihan dalam kegiatan ekonomi dan lapangan kerja dalam pernyataannya sambil berpegang pada keyakinannya bahwa inflasi yang tinggi akan terbukti "sementara" dan kemungkinan tidak memerlukan kenaikan suku bunga yang cepat.

Sejauh ini, kebijakan moneter AS yang sangat longgar telah membantu mendorong emas naik tajam sejak krisis keuangan akhir 2000-an. Dengan suku bunga yang rendah, memangkas peluang kerugian memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil dan kekhawatiran inflasi memicu permintaan untuk lindung nilai seperti emas.

Keputusan tersebut mendorong naik harga emas dalam perdagangan elektronik. Namun, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, Phillip Streible, mengatakan pelaku pasar telah mempersiapkan yang terburuk pada harga emas terkait pertemuan the Fed.

Hal itu pula yang menyebabkan emas turun sekitar 1.758 dolar AS sejak saat itu. Meski begitu, pihaknya tengah menunggu laju harga emas sebelum menetapkan posisi apa pun terhadap komoditas tersebut.

"Baik untuk posisi beli ataupun jual, dan jangan berharap terlalu banyak pergerakan karena kami memiliki angka pekerjaan berikutnya (minggu ini)," katanya seperti dikutip Antara, Kamis (4/11/2021).

Sikap Streible bukan tanpa alasan, pasalnya laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja AS untuk Oktober akan dirilis pada Jumat (5/11). Laporan tersebut bisa menjadi sentimen baru bagi harga emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.