Harga Emas Terus Melambung Imbas Pelemahan Dolar AS

Bank-bank sentral utama dunia pada pekan lalu mengindikasikan suku bunga akan tetap rendah dalam waktu dekat, sehingga mendorong daya tarik emas.

Febrina Ratna Iskana

10 Nov 2021 - 08.49
A-
A+
Harga Emas Terus Melambung Imbas Pelemahan Dolar AS

Karyawati menunjukkan replika logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (6/8/2020). Bisnis - Arief Hermawan P

Bisnis, JAKARTA - Harga emas terus menguat dalam sepekan terakhir. Bahkan harga logam mulia tersebut mencapai level tertinggi dalam dua bulan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak US$ 2,8 atau 0,15 persen menjadi US$ 1.830,80 per ounce pada penutupan perdagangan Selasa (9/11/2021). Angka tersebut merupakan level tertinggi sejak 3 September 2021 dan memperpanjang kenaikan dalam empat hari berturut-turut.

Pada Kamis (4/11/2021), harga emas melambung US$ 29,6 atau 1,68 persen menjadi US$ 1.793,50. Kemudian, melonjak US$ 23,3 atau 1,3 persen menjadi US$ 1.816,80 pada Jumat (5/11/2021). Pada Senin (8/11/2021), harga emas berjangka kembali melonjak sebesar US$11,2 atau 0,62 persen menjadi US$ 1.828,00.

Salah satu faktor pendukungnya yaitu pelemahan dolar Amerika Serikat (AS). Jika greenback melemah, harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Selain itu, bank-bank sentral utama pekan lalu mengindikasikan suku bunga akan tetap rendah dalam waktu dekat. Hal itu meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil dan membantu logam mulia membukukan minggu terbaiknya sejak akhir Agustus.

"Investor berhati-hati di dekat level US$1.830-US$1.835 karena kami belum dapat menembusnya ke atas pada Juli dan Agustus," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago, seperti dilansir dari Antara pada Rabu (10/11/2021).

 

 

Faktor pendukung lainnya bagi harga emas yaitu imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun merosot ke 1,4271 persen. Dengan berbagai faktor tersebut, analis TD Securities dalam sebuah catatan mengatakan harga emas berada di puncak kesuksesan besar.

"Mempertimbangkan sentimen yang sangat buruk pada logam mulia selama beberapa bulan terakhir, rintangannya rendah bagi harga untuk menembus garis tren resistensi,"ujarnya. 

Namun, pasar tenaga kerja AS yang ketat dan dislokasi dalam rantai pasokan global dapat mengakibatkan harga-harga konsumen AS melambung tinggi. Data inflasi tersebut bakal dirilis pada Rabu waktu setempat.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Selasa (9/11/2021) bahwa indeks harga produsen (PPI) naik 0,6 persen pada Oktober, setelah naik 0,5 persen pada September. Dalam 12 bulan hingga Oktober, PPI meningkat 8,6 persen. 

"Jika pasar melihat angka indeks harga konsumen di atas ekspektasi maka argumen pasti akan mengarah ke bahwa Federal Reserve sekarang harus menaikkan (suku bunga) lebih cepat," kata analis Quantitative Commodity Research, Peter Fertig. Tetapi "The Fed tidak mengikuti buku peraturan," tambahnya.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 22,4 sen dolar As atau 0,91 persen, menjadi ditutup pada US$24,318 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik US$1,40 atau 0,13 persen, menjadi ditutup pada US$1,061,40 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.