Harga Emas Terus Menguat, Ini Penyebabnya

Harga emas dunia mendekati level US2.000 per troy ounce dan diperkirakan akan terus menguat seiring dengan pelemahan dolar AS.

Emanuel Berkah Caesario

26 Jan 2023 - 19.13
A-
A+
Harga Emas Terus Menguat, Ini Penyebabnya

Ilustrasi emas batangan. Sumber: Canva

Bisnis, JAKARTA —Harga emas spot disebut mampu menembus posisi US$2.000 per troy ounce hingga akhir kuartal I/2023 seiring dengan pergerakan indeks dolar. Harga emas bergantung pada seberapa agresif The Fed menaikkan suku bunga.

Berdasarkan situs goldprice.org, harga emas dunia di pasar spot hingga pukul 17.00 WIB ada di level US$1.937,11 per troy ounce, turun 0,58 persen dibanding penutupan sebelumnya. Kendati demikian, posisi ini sudah jauh lebih tinggi dibanding US$1.903 per troy ounce sepekan sebelumnya.

Analis Tim Riset Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), Khusnul Khotimah, mengatakan bahwa emas memiliki hubungan erat dengan gerak dolar sehubung dengan mata uang tersebut yang menjadi alat transaksi.

“Apabila mata uang dolar menguat maka akan menekan harga emas, begitu juga sebaliknya apabila dolar melemah maka hal itu menjadi katalis positif bagi emas,” katanya dalam acara Commodity Outlook Q1-2023 ICDX Group Research, Rabu (25/1/2023).

Khusnul menjelaskan bahwa pada kuartal IV/2022, emas mengalami tren penguatan sebesar 9,93 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal itu dipengaruhi oleh indeks dolar yang melemah sebesar 6,76 persen.

Grafik pergerakan harga emas. Sumber: goldprice.org

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh inflasi AS yang mulai melunak di akhir 2022 dan membuat dolar melemah sehingga menjadi sentimen positif untuk emas dunia. Seperti diketahui, inflasi merupakan acuan bank sentral untuk menetapkan tingkat suku bunga. Tahun ini, diperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga hanya 75 basis poin.

“Kenaikan 75 basis poin merupakan angka yang lebih rendah dibandingkan dengan 2022 yang menaikkan 425 bbasis poin. Hal itu kemungkinan menjadi proyeksi yang baik bagi emas kedepannya. Namun, apabila berbalik arah kemungkinan US$1.800 per troy ounce,” jelasnya.

Selain faktor itu, perang Rusia-Ukraina juga turut menjadi faktor penentu harga emas, sebab emas masih merupakan investasi save haven yang akan dicari ketika perang berlangsung.

Kemudian potensi resesi juga masih akan menjadi katalis positif emas. IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan lebih lambat dibanding 2022 yaitu sebesar 2,7 persen saja.

Dihubungi terpisah, Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi gerak emas itu karena kebijakan kenaikan suku bunga acuan yang agresif oleh the Fed.

“Kalau the Fed memberi sinyal bahwa akan mulai menahan kenaikan suku bunga acuannya dan kekhawatiran pasar terhadap risiko resesi meninggi, harga emas bisa rebound,” ujarnya baru-baru ini.

Analis Pasar Kinesis Money, Rupert Rowling, mengatakan bahwa emas akan membutuhkan katalis baru untuk mendorong harga lebih tinggi dari level tinggi yang sudah diperdagangkan. Para analis pasar mencatat bahwa emas telah menemukan dukungan di sekitar US$1.920 per ounce.

Investor juga menunggu rilis data produk domestik bruto AS pada Kamis waktu setempat dan data inflasi utama pada Jumat (27/1/2023). Komite Pasar Terbuka Federal akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter dua hari pada 31 Januari hingga 1 Februari.

(Reporter: Artha Adventy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.