Bisnis, JAKARTA – Negara-negara penghasil minyak diperkirakan akan kian mendapat keuntungan besar dari pembelian komoditas global tersebut di tengah kondisi ekonomi saat ini. Negara-negara yang dulu dikenal dengan julukan negeri petrodolar, karena masuknya devisa dolar atas pembelian minyak, bisa mencetak keuntungan dari langkanya pasokan minyak dunia di tengah permintaan yang tidak berkurang.
Julukan negeri petrodolar selama ini ditujukan kepada negara Timur Tengah bagian Teluk seperti Arab Saudi, Bahrain, Qatar, Kuwait, UAE dan Oman. Sedangkan di kawasan Asia Tenggara, Brunei bisa digolongkan juga sebagai negeri Petrodolar.
Kondisi global yang terjadi saat ini membuat harga minyak melonjak. Pada Selasa (31/5/2022) pagi WIB saja, harga minyak dunia tercatat menembus US$121 per barel. Angka tersebut merupakan level tertinggi dalam dua bulan terakhir.
Dua sentimen menjadi pendorong lonjakan harga minyak dunia. Pertama, China mulai melonggarkan pembatasan atau PPKM COVID-19. Kedua, para pedagang (trader) memperkirakan bahwa Uni Eropa pada akhirnya akan mencapai kesepakatan untuk melarang impor minyak Rusia.
