Harga Minyak Terus Memanas di Tengah Isu Krisis Energi Global

Harga minyak telah naik ke level tertinggi secara multi tahun setelah permintaan terhadap komoditas itu meningkat sedangkan pasokan semakin ketat.

Hadijah Alaydrus

9 Okt 2021 - 08.47
A-
A+
Harga Minyak Terus Memanas di Tengah Isu Krisis Energi Global

Fasilitas produksi Blok Rokan. - SKK Migas

Bisnis, JAKARTA - Harga minyak terus berada dalam tren naik seiring merebaknya kekhawatiran terhadapa krisis energi global. Bahkan isu mengenai krisis energi telah mendorong haraga minyak ke level tertinggi multi-tahun.

Dilansir dari Antara, harga minyak berjangka Brent untuk pengiriman Desember terangkat 44 sen atau 0,5%, menjadi menetap di US$82,39 per barel. Awal pekan ini, harga minyak acuan global itu mencapai level tertinggi tiga tahun di 83,47 dolar AS.

Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November melonjak US$1,05 atau 1,3%, menjadi ditutup pada US$79,35 per barel. Nilai tersebut menjadi harga tertinggi untuk minyak AS sejak 31 Oktober 2014.

Secara mingguan, harga minyak mentah WTI telah melesat hingga 4,6% dan Brent naik 3,9% berdasarkan kontrak bulan depan. Pemicu dari lonjakan harga minyak yaitu permintaan yang meningkat dari negara-negara pengguna listrik berkapasitas besar.

Di sisi lain, pasokan minyak sulit untuk merangkak naik untuk memenuhi permintaan tersebut. Apalagi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen sekutu, yang dikenal dengan OPEC+, pada minggu ini telah menyatakan bahwa mereka tetap berada di jalur penambahan produksi secara bertahap.

Sedangkan Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan memantau pergolakan pasar energi. Namun, mereka tidak mengumumkan tindakan segera untuk menurunkan harga-harga komoditas energi yang tengah meroket.

Pemerintah AS biasanya melepas cadangan minyak strategis yang diharapkan dapat mendukung pasar minyak. Sejauh ini, harga bensin berjangka AS telah level tertinggi sejak Oktober 2014 pada Jumat (8/10/2021).

"Latar belakang fundamental adalah salah satu dari ketatnya pasokan yang akan terus mendorong harga-harga ini terus naik," kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York seperti dilansir dari Antara, Sabtu (9/10/2021).

Banyak pihak khawatir bahwa musim dingin yang sangat dingin dapat semakin membebani pasokan gas alam. China memerintahkan para penambang di Mongolia Dalam untuk meningkatkan produksi batu bara untuk mengurangi krisis energinya.

"Karena harga-harga energi lain seperti gas alam dan batu bara terus didorong lebih tinggi, risiko-risiko kenaikan di pasar minyak telah mulai meningkat," kata Christopher Kuplent dari Bank of America.

Kenaikan harga memang  telah didorong oleh melonjaknya harga-harga gas Eropa, yang telah mendorong peralihan ke minyak untuk pembangkit listrik. Harga acuan gas Eropa di pusat TTF Belanda pada Jumat (8/10/2021) setara minyak mentah sekitar US$ 200 per barel, berdasarkan nilai relatif dari jumlah energi yang sama dari masing-masing sumber, menurut perhitungan Reuters berdasarkan data Eikon.

"Percepatan peralihan gas-ke-minyak dapat meningkatkan permintaan minyak mentah yang digunakan untuk menghasilkan listrik pada musim dingin yang akan terjadi di belahan bumi utara," kata seorang analis komoditas ANZ dalam sebuah catatan. ANZ meningkatkan perkiraan permintaan minyak mentah kuartal keempat 2021 sebesar 450.000 barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.