Hari Disabilitas Internasional, PBB Tekankan Pentingnya Inklusi

Dalam pesannya, Sekjen PBB Antonio Guterres mengingatkan pentingnya penghormatan terhadap inklusi dan peningkatan aksesibilitas bagi penyandang disbilitas di seluruh dunia.

Saeno

3 Des 2021 - 18.18
A-
A+
Hari Disabilitas Internasional, PBB Tekankan Pentingnya Inklusi

Ruang kelas di Sekolah Peragaan Kamurasi di Kota Masindi, Uganda, dengan gambar alfabet bahasa Isyarat Uganda di dinding./UNICEF/Uganda/Barbeyrac

Bisnis, JAKARTA -Setiap 3 Desember dunia memperingati Hari Disabilitas Sedunia. Tahun ini, Hari Disablitas Sedunia diperingati di bawah tema Kepemimpinan dan partisipasi penyandang disabilitas menuju dunia pasca-COVID-19 yang inklusif, mudah diakses, dan berkelanjutan.

Dalam pesannya, Sekjen PBB Antonio Guterres mengingatkan pentingnya penghormatan terhadap inklusi dan peningkatan aksesibilitas bagi penyandang disbilitas di seluruh dunia.

"Saya mendesak semua negara untuk sepenuhnya mengimplementasikan Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas, meningkatkan aksesibilitas, dan membongkar hambatan hukum, sosial, ekonomi dan lainnya dengan keterlibatan aktif penyandang disabilitas dan organisasi perwakilannya," ujar Guterres dalam kutipan pernyataannya di situs web un.org, dipantau Jumat (3/12/2021).

Inklusi disabilitas merupakan syarat penting untuk menegakkan hak asasi manusia, pembangunan berkelanjutan, serta perdamaian dan keamanan. Ini juga merupakan inti dari janji Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan untuk tidak meninggalkan siapa pun.

Komitmen untuk mewujudkan hak-hak penyandang disabilitas bukan hanya soal keadilan, hal itu juga merupakan investasi di masa depan bersama.

PBB menyebutkan krisis global terkait wabah  Covid-19 telah memperdalam ketidaksetaraan yang sudah ada sebelumnya. PBB mengungkap soal tingkat eksklusi dan menekankan pentingnya inklusi bagi kaum disabilitas yang jumlahnya di dunia mencapai sekitar satu miliar orang.

"Penyandang disabilitas—satu miliar orang—adalah salah satu kelompok yang paling terpinggirkan dalam masyarakat kita dan termasuk yang paling terpukul dalam krisis ini dalam hal kematian. Bahkan dalam keadaan normal, penyandang disabilitas cenderung tidak mengakses perawatan kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan berpartisipasi dalam masyarakat," ujar pernyataan PBB.

PBB menilai pendekatan terpadu diperlukan untuk memastikan bahwa penyandang disabilitas tidak tertinggal.

"Inklusi disabilitas akan menghasilkan respons dan pemulihan Covid-19 yang melayani semua orang dengan lebih baik, menekan virus sepenuhnya, serta membangun kembali dengan lebih baik. Ini akan menyediakan sistem yang lebih gesit yang mampu merespons situasi kompleks, mencapai yang terjauh di belakang terlebih dahulu," lanjut pernyataan tersebut.

Strategi Inklusi Disabilitas PBB

Saat meluncurkan Strategi Inklusi Disabilitas pada Juni 2019, Sekretaris Jenderal PBB menyatakan bahwa badan dunia itu harus memimpin dengan memberi contoh dan meningkatkan standar dan kinerja organisasi dalam inklusi disabilitas—di semua pilar kerja, dari kantor pusat hingga lapangan.

Strategi Inklusi Disabilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa memberikan landasan bagi kemajuan yang berkelanjutan dan transformatif dalam inklusi disabilitas melalui semua pilar pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Melalui Strategi tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa menegaskan kembali bahwa realisasi penuh dan lengkap dari hak asasi manusia semua penyandang cacat adalah bagian yang tidak dapat dicabut, integral dan tidak terpisahkan dari semua hak asasi manusia dan kebebasan fundamental.

Pada Oktober 2021, Sekjen PBB menyampaikan laporan keduanya tentang langkah-langkah yang diambil untuk mengimplementasikan Strategi Inklusi Disabilitas PBB pada 2020. Mengingat dampak COVID-19 terhadap penyandang disabilitas, laporan tersebut juga memuat refleksi singkat tentang respons dan pemulihan Covid-19 yang inklusif disabilitas.

Dari satu miliar penduduk penyandang disabilitas, 80 persen tinggal di negara berkembang. Diperkirakan 46 persen lansia berusia 60 tahun ke atas adalah penyandang disabilitas. Satu dari setiap lima wanita kemungkinan besar akan mengalami disabilitas dalam hidupnya, sementara satu dari setiap sepuluh anak adalah anak penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas di dunia termasuk yang paling terpukul oleh COVID-19.

Peringatan tahunan Hari Penyandang Cacat Internasional diproklamasikan pada tahun 1992, melalui resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Peringatan itu bertujuan untuk mempromosikan pemahaman tentang masalah disabilitas dan memobilisasi dukungan untuk martabat, hak dan kesejahteraan para penyandang disabilitas.

Peringatan itu juga berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan keuntungan yang akan diperoleh dari integrasi penyandang disabilitas dalam setiap aspek kehidupan politik, sosial, ekonomi dan budaya.

Di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengucapkan selamat memperingati Hari Disabilitas Internasional 2021 melalui unggahan foto dalam akun Instagram @jokowi, Jumat.

 

Foto tersebut menampilkan ilustrasi bergerak para penyandang disabilitas yang berasal dari beragam profesi. Dalam deskripsi singkat di unggahan tersebut, Presiden menyampaikan bahwa dirinya telah melantik keanggotaan Komisi Nasional Disabilitas di Istana Negara dua hari yang lalu.

Presiden juga menyampaikan telah mengeluarkan sejumlah Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden yang seluruhnya dalam semangat untuk terus meningkatkan kesetaraan, kesempatan, dan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. 

"Semua itu adalah ikhtiar pemerintah demi Indonesia yang ramah terhadap disabilitas," ujar Presiden, seperti dikutip Antara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.