Bisnis, JAKARTA – Pemerintah bersemangat untuk menggenjot penghiliran atau yang lebih dikenal sebagai hilirisasi sumber daya alam seperti nikel, bauksit dan cadangan mineral lainnya. Namun, penurunan cadangan sumber daya alam dan biaya ekonomi yang tinggi dalam pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi merupakan risiko yang harus dihadapi. Pemerintah perlu mencari solusi menghadapi dua masalah ini.
Depleting atau penurunan cadangan sumber daya alam tentu bukan perkara yang mudah diatasi. Sementara itu, biaya tinggi dalam pembangunan smelter menjadi faktor lain yang bisa jadi mempengaruhi pendanaannya.
Ihwal ketahanan cadangan mineral yang cenderung menurun disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo saat peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022, Senin (30/1/2023).
Cadangan nikel diperkirakan turun 76,8 persen pada 2030 dari 2021, diikuti oleh timah yang turun 34,5 persen, serta batu bara dan bauksit yang juga diperkirakan turun masing-masing sebesar 15,3 persen dan 8,6 persen pada periode yang sama.