Bisnis, JAKARTA — Sebentar lagi pasar modal Indonesia bakal memasuki bulan terakhir tahun 2023. Seiring dengan itu, sejumlah fenomena pasar di penghujung tahun pun berpeluang terjadi, salah satunya window dressing. Namun, potensi minimnya dampak fenomena ini pun masih terbuka.
Window dressing adalah praktik yang dilakukan oleh perusahaan atau manajer investasi untuk meningkatkan performa laporan keuangannya mereka sebelum akhir periode pelaporan.
Praktik ini melibatkan penyesuaian portofolio investasi atau catatan keuangan agar terlihat lebih baik dari kondisi sebenarnya. Misalnya, perusahaan dapat menjual aset yang kurang menguntungkan dan meningkatkan investasi pada aset yang performanya baik menjelang akhir periode pelaporan.
Pada pasar saham, window dressing dapat menciptakan distorsi dalam penilaian kinerja saham atau portofolio investasi. Ketika perusahaan atau manajer investasi melakukan penyesuaian pada portofolio mereka, ini dapat menciptakan kesan bahwa mereka memiliki investasi yang lebih menguntungkan daripada kenyataannya.