IDX BUMN20 Mulai Kembali Bertenaga

Kinerja indeks IDX BUMN20 masih melempem dibandingkan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG). Meskipun demikian, ruang kenaikan indeks khusus BUMN ini masih terbuka.

Rinaldi Mohammad Azka

18 Okt 2021 - 20.31
A-
A+
IDX BUMN20 Mulai Kembali Bertenaga

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis, JAKARTA — Prospek kinerja saham-saham BUMN masih cukup menjanjikan hingga akhir tahun ini, seiring dengan laju pertumbuhannya yang mulai meningkat pesat akhir-akhir ini setelah sebelumnya cenderung tertinggal dibanding saham-saham lainnya.

Sejauh ini, kinerja indeks IDX BUMN20 ini masih melempem dibandingkan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG). Sepanjang tahun berjalan hingga hari ini, Senin (18/10), IHSG sudah tumbuh sebesar 11,37% year-to-date (YtD), sedangkan IDX BUMN20 hanya naik 0,02% YtD.

Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengungkapkan bahwa jika dibandingkan secara tahun berjalan atau YtD, kinerja IDX BUMN20 memang jauh tertinggal ketimbang IHSG.

"Namun, sebenarnya kinerja IDX BUMN20 sendiri sudah dalam tren bullish yang luar biasa setelah rebound mulai dari akhir bulan September kemarin. Dari pergerakannya antara Juli sampai September 2021 dengan rata-rata level 330, yang saat ini telah menyentuh level 395 atau naik sebesar hampir 20%," urainya kepada Bisnis, Senin (18/10).

Bahkan, IHSG sendiri yang memiliki pola kenaikan yang sama dengan IDX BUMN20 dalam periode yang sama hanya naik sekitar 10%.

Dengan demikian, urainya, saham-saham dalam wadah IDX BUMN20 ini turut juga memberikan andil dalam mendongkrak kinerja IHSG sendiri setelah berada di fase sideways yang cukup lama. Saham-saham BUMN yang menyumbang pertumbuhan itu khususnya dari sektor komoditas yang diuntungkan oleh kenaikan harga komoditas dunia seperti PTBA, ELSA, PGAS dan TINS.

"Trend kenaikan IDX BUMN20 ini juga dilanjutkan oleh sektor perbankan rata-rata saham perbankan dalam wadah ini serentak naik yang dirasa ditopang oleh pemulihan ekonomi dan efek window dressing akhir tahun," katanya.

Untuk proyeksinya, IDX BUMN20 masih memiliki ruang untuk tetap naik menjelang penutupan tahun. Kuartal terakhir tahun ini para investor lebih tertarik pada saham-saham blue chip yang di semester I/2021 tergolong lesu dan undervalued serta memiliki kinerja yang stabil dan bertumbuh.

Jenis saham blue chip ini termasuk saham-saham BUMN yang memiliki lini bisnis di berbagai sektor vital nasional. "Untuk rekomendasi saham boleh mempertimbangkan saham-saham yang belum terlalu naik signifikan seperti TINS, SMGR dan ELSA," imbuhnya.

Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menuturkan jika melihat komponen pengisi kedua indeks tersebut, IHSG dan IDX BUMN20 banyak dipengaruhi saham yang sama.

"IHSG bisa mengalami kenaikan cukup tinggi secara YtD atau dalam beberapa pekan terakhir kenaikannya sangat luar biasa karena ditopang kenaikan saham-saham tambang, saham-saham bank, terutama bank yang market cap besar seperti BMRI, BBCA, BBNI, dan BBRI," urainya kepada Bisnis secara terpisah.

Sayangnya, terdapat saham-saham penggerak IHSG yang bukan merupakan bagian dari IDX BUMN20 seperti BBCA dan sejumlah saham tambang yang meraih cuan dari naiknya harga komoditas batu bara dan minyak sawit.

Reza mencontohkan BBRI yang harga sahamnya naik luar biasa setelah rights issue dan merupakan pengisi dan penggerak IDX BUMN20 dan IHSG. Sayangnya, saham tambang seperti PTBA dan TINS yang merupakan BUMN anggota IDX BUMN20 tidak mengalami penguatan harga sebaik saham komoditas di luar BUMN.

"Pengisi indeks BUMN lainnya yang market cap besar dan kenaikan ada PTBA dan TINS, tapi kenaikannya dibandingkan tiernya masih di bawah, seperti ITMG yang kenaikannya lebih tinggi dibandingkan PTBA. Kemudian, BMRI, BBCA, BBRI, kenaikan paling tinggi terjadi pada BBCA," katanya.

Pergerakan saham penggerak IHSG di luar IDX BUMN20 inilah yang menyebabkan kenaikan indeks BUMN20 masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan IHSG.

PERBANKAN

Lebih lanjut, dia menilai kenaikan kedua indeks ini akan dipengaruhi oleh sektor yang sama yakni sektor perbankan, karena kapitalisasi pasar yang besar sekaligus likuiditas yang tinggi.

"BBRI, BMRI, BBTN, dan BBNI ini menjadi stock mover di IHSG, termasuk di indeks BUMN20 juga, jadi itu penggeraknya kurang lebih masih sama," ujarnya.

Sementara itu, pemulihan ekonomi seiring dengan pulihnya sektor perbankan akan menjadi penopang pergerakan kedua indeks pada kuartal IV/2021.

"Sampai dengan akhir tahun kinerja perbankan masih ditopang oleh bank-bank besar, sementara bank digital juga masih survive, bank BUMN ini sudah teruji, terlihat kinerja seperti apa. Kondisi perbankan sampai dengan akhir tahun akan membaik," katanya.

Adapun, sektor lain seperti tambang dan perkebunan masih bersifat siklikal dan kenaikannya tidak dapat diandalkan. Apalagi, kapitalisasi pasar terbesar di sektor ini lebih banyak dimainkan oleh sektor swasta yang tidak termasuk dalam indeks IDX BUMN20.

"Rekomendasinya saham perbankan dari sisi likuiditas pelaku pasar cenderung pilih BBRI dibandingkan dengan yang lain. Kalau dari PBV menarik itu BBNI sama BBTN, cuma kalau BBNI pelaku pasar masih melihat restrukturisasi kredit seperti apa dampak ke kinerja akan seperti apa," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Emanuel Berkah Caesario

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.