Imbas Perang Gas Rusia, Harga Komoditas Energi Makin 'Ngegas'

Rusia kembali memangkas pasokan gas ke Uni Eropa, yang dapat mengakibatkan harga energi melonjak lebih tinggi.Harga spot bahan bakar super dingin, yang sudah diperdagangkan pada level tertinggi, berisiko melonjak lebih lanjut.

Asteria Desi Kartikasari

26 Jul 2022 - 22.09
A-
A+
Imbas Perang Gas Rusia, Harga Komoditas Energi Makin 'Ngegas'

Fasilitas terminal dan pengelolaan gas terapung (Floating Storage and Regasification/FSRU) gas alam cair (LNG) Lampung PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Istimewa/PGN

Bisnis, JAKARTA— Langkah terbaru Rusia untuk memotong pasokan gas alam ke Eropa akan mengintensifkan persaingan global untuk pengiriman bahan bakar melalui laut. Kondisi itu mengancam harga komoditas energi yang lebih tinggi dan kelangkaan dari Asia hingga Amerika Selatan.

Melansir Bloomberg, Selasa (26/7/2022), para pedagang yang mengetahui transaksi mengatakan Korea Selatan dan Jepang mempercepat rencana untuk membeli lebih banyak kargo gas alam cair (LNG) untuk musim dingin karena takut Eropa juga akan menimbun pasokan. Bahkan beberapa pembeli yang sensitif terhadap harga di negara-negara seperti India dan Thailand mencari cara untuk mendapatkan kargo dan menghindari kekurangan.
 
Gazprom PJSC Rusia mengatakan akan mengurangi aliran melalui pipa Nord Stream ke Eropa lagi minggu ini. Hal ini memaksa pembeli di kawasan itu untuk mencari pengganti seperti LNG. Harga spot bahan bakar super dingin, yang sudah diperdagangkan pada level tertinggi musiman, berisiko melonjak lebih lanjut karena pembeli di Eropa dan Asia bergerak untuk mengalahkan satu sama lain.
 
Pedagang memperkirakan bahwa harga LNG spot Asia Utara akan naik ke level pertengahan US$40 per juta unit termal Inggris pada Selasa (26/7/2022), tertinggi sejak awal Maret tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina. Jumlah LNG yang tersedia menyusut selama musim dingin ini di tengah gangguan pasokan dari fasilitas ekspor di Australia ke AS.
 
Seperti diketahui, gas alam adalah bahan bakar utama untuk pembangkit listrik dan pemanas, dan kenaikan harga mengancam inflasi yang lebih tinggi di seluruh dunia. Pada tingkat harga ini, pembeli di beberapa negara berkembang, seperti Pakistan, Bangladesh dan Argentina tidak mampu membeli kargo spot bahan bakar dan berjuang dengan kekurangan listrik. 


China sebagai importir LNG top dunia tahun lalu, tetap berada di sela-sela pasar spot karena penguncian lantaran Covid-19 yang membatasi permintaan bahan bakar. Samantha Dart, kepala penelitian gas alam Goldman Sachs Group Inc., mengatakan jika aktivitas ekonomi China meningkat, maka hal itu dapat dengan cepat berubah dan menghasilkan lebih sedikit kargo LNG untuk Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Asteria Desi Kartikasari
company-logo

Lanjutkan Membaca

Imbas Perang Gas Rusia, Harga Komoditas Energi Makin 'Ngegas'

Dengan paket langganan dibawah ini :

Tidak memerlukan komitmen. Batalkan kapan saja.

Penawaran terbatas. Ini adalah penawaran untuk Langganan Akses Digital Dasar. Metode pembayaran Anda secara otomatis akan ditagih di muka setiap empat minggu. Anda akan dikenai tarif penawaran perkenalan setiap empat minggu untuk periode perkenalan selama satu tahun, dan setelah itu akan dikenakan tarif standar setiap empat minggu hingga Anda membatalkan. Semua langganan diperpanjang secara otomatis. Anda bisa membatalkannya kapan saja. Pembatalan mulai berlaku pada awal siklus penagihan Anda berikutnya. Langganan Akses Digital Dasar tidak termasuk edisi. Pembatasan dan pajak lain mungkin berlaku. Penawaran dan harga dapat berubah tanpa pemberitahuan.

Copyright © Bisnis Indonesia Butuh Bantuan ?FAQ
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.