Bisnis, JAKARTA – Harga komoditas perdagangan internasional pada 2021 menjadi salah satu pendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, di tahun 2022 harga komoditas diprediksi menurun. Meski begitu, pemerintah yakin harga nya masih tinggi dan akan memberi manfaat bagi perekonomian Indonesia.
Perkembangan harga komoditas global sepanjang tahun lalu telah mendorong kinerja ekspor Indonesia tumbuh 41,88 persen secara kumulatif. Kemudian, ekspor nonmigas mencapai mencapai 41,52 persen.
Lembaga pemeringkat Moody’s memproyeksikan defisit APBN Indonesia pada 2022 akan mencapai 3,8 persen.Moody menilai bahwa defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dapat menurun dari posisi 2021 di angka 4,65 persen—lebih rendah dari target 5,7 persen.
"Moody's juga memprediksi akan terjadi perlambatan pertumbuhan pendapatan karena penurunan harga komoditas, sehingga pelonggaran belanja akan mendorong konsolidasi defisit fiskal menjadi 3,8 persen terhadap PDB pada 2022," demikian keterangan resmi Kementerian Keuangan, Jumat (11/2/2022).
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi harga komoditas unggulan dan komoditas energi masih akan menjadi berkah bagi perdagangan internasional Indonesia pada 2022, meskipun ada risiko inflasi yang mengikuti.