Indonesia-Turki, Dari Soekarno Hingga Kerja Sama Pertahanan

Indonesia dan Turki memiliki riwayat persahabatan yang panjang. Kini, kemitraan startegis antara dua negara makin dikembangkan mulai dari kerja sama kesehatan, bisnis, hingga industri pertahanan.

Rahmad Fauzan & Saeno

13 Okt 2021 - 15.12
A-
A+
Indonesia-Turki, Dari Soekarno Hingga Kerja Sama Pertahanan

Ilustrasi - Patung Bung Karno di area polder Stasiun Tawang./Istimewa

Bisnis, JAKARTA - Indonesia dan Turki memiliki riwayat persahabatan yang panjang. Kunjungan Presiden pertama Indonesia Soekarno pada Jumat 24 April 1959 ke Ankara, ibu kota Turki, masih dikenang warga Turki.

Dikutip dari Anadolu Agency (18/8/2020), Omer Faruk Kose, warga Turki memiliki kenangan tersendiri saat Presiden Soekarno berkunjung ke Turki. Kunjungan itu terjadi saat pemerintahan Turki dipimpin Perdana Menteri Adnan Menderes.

“Soekarno dari mobil terbuka memberikan salam kepada masyarakat yang menyambutnya di jalanan, saya memberikan tepuk tangan kepada mereka [Soekarno dan Menderes],” ungkap Kose kepada Anadolu Agency.

“Bagi saya, yang saat itu berusia 13 tahun, momen itu bagaikan perayaan hari raya. Saya memiliki kenangan seperti itu pada masa kecil saya,” ungkap Kose.

Presiden Soekarno didampingi Perdana Menteri Turki Adnan Menderes menyapa masyarakat Turki dengan mobil terbuka./Perpustakaan Ataturk

Berdasar data dari Kementerian Luar Negeri RI, Presiden Soekarno melakukan kunjungan ke Turki pada 24 - 29 April 1959. Presiden Soekarno tiba di Turki pada 24 April 1959 sebagai kunjungan kenegaraan pertama Presiden Indonesia ke negeri itu.

Saat itu Soekarno  disambut oleh Presiden Turki Celal Bayar. Selama di Ankara, Presiden Soekarno juga didampingi Perdana Menteri Turki Adnan Menderes menyapa masyarakat Turki dengan mobil terbuka.

Presiden Soekarno juga berpidato di Anitkabir, makam pendiri dan Presiden pertama Republik Turki Mustafa Kemal Ataturk. Di hadapan pemuda dan masyarakat Turki, Presiden Soekarno menyampaikan bahwa Ataturk telah menjadi salah satu inspirasinya dalam merumuskan gagasan hubungan agama-negara.

Presiden Soekarno memberikan penghormatan kepada pasukan Turki saat melakukan kunjungan ke negara tersebut pada April 1959./Perpustakaan Ataturk

Pada 26 April, Soekarno bertolak ke Istanbul dan mengunjungi beberapa tempat bersejarah di kota tersebut seperti Istana Topkapi, Hagia Sophia, Masjid SUltan Ahmet, dan Masjid Suleymaniye.

Pada 27 April, Soekarno mendapat gelar Doctor Honoris Causa di bidang hukum dari Universitas Istanbul. Pada 29 April, Presiden Soekarno meninggalkan Turki dan melanjutkan lawatannya ke Polandia.

Kenangan Kose dan banyak warga Turki tentang Soekarno membuat negeri itu memiliki kenangan khusus terhadap Presiden Pertama Republik Indonesia.

Tidak mengherankan jika kemudian Pemerintah Turki meresmikan nama Ahmed Soekarno sebagai nama jalan di depan kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara.

Hal itu juga menjadi penanda bahwa untuk kesekian kalinya nama Soekarno dijadikan nama jalan di sejumlah negara sahabat.

Kantor Kedutaan Besar RI di Ankara/KBRI

"Pemerintah Turki menganugerahkan nama jalan di depan kantor KBRI Ankara dengan nama Jalan Ahmed Soekarno," ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam konferensi pers, dikutip Bisnis, Rabu (13/10/2021).

Ini bukan kali pertama nama Soekarno digunakan sebagai nama jalan di luar negeri. Sebelumnya, terdapat Avenue Soekarno di Rabat, Maroko, Jalan Ahmed Sokarno di Kairo, Mesir, dan Soekarno Road di Peshawar, Pakistan.

Selain Soekarno, nama Wakil Presiden pertama RI Mohammad Hatta juga dijadikan nama jalan di luar negeri. Salah satu jalan di Harleem, Belanda, dinamakan Mohammad Hattastraat. Nama RA Kartini juga digunakan sebagai nama jalan di Belanda. Bahkan, terdapat 4 jalan dengan nama Kartini di negara tersebut. Di antaranya, Raden Adjeng Kartinistraat di Amsterdam, Kartinistraaat di Haarlem, serta jalan Kartini di Utrecht dan Venlo.

Dari ranah Minang, nama tokoh sejarah asal Padang Panjang Sutan Sjahrir juga diabadikan sebagai nama jalan di luar negeri. Yakni jalan Sjahrirstraat di Leiden, Belanda. Kemudian, Sjarirsingel di Gouda, dan Sutan Sjarirstraat di Haarlem.

Tahun lalu, nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga diresmikan sebagai nama jalan yaitu President Joko Widodo St (Street) di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Kerja Sama Indonesia - Turki

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada 11 - 12 Oktober 2021 melakukan kunjungan ke Turki. Dalam kunjungan bilateral resmi tersebut Menlu Retno melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Turki, melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Turki, dan melakukan pertemuan dengan asosiasi konstruksi Turki.

Dalam kunjungan tersebut, Menlu Retno didampingi tim dari Kementerian Kesehatan, Pertamina dan PT Waskita Karya. Mereka, secara terpisah, juga melakukan pertemuan dengan masing-masing mitranya.

Dari kunjungan Menlu Retno ke Turki tersebut tercapai kesepakatan penguatan kerja sama di bidang kesehatan.

"Kerja sama kesehatan jangka pendek telah dilakukan antara lain melalui dukungan obat-obatan terapeutik. Saat ini kita sudah mulai berbicara mengenai kerja sama jangka panjang antara lain melalui kerja sama di bidang pengadaan bahan baku obat," ujar Menlu Retno.

Sementara itu, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Indonesia telah melakukan pembicaraan dengan salah satu Perusahaan farmasi terkemuka Turki yaitu “Abdi Ibrahim” dan mereka sepakat untuk menjajaki kerja sama industri farmasi serta menjajaki kemungkinan berbagi teknologi dan memproduksi produk farmasi di fasilitas PT KPI di Indonesia.

Kerja sama tersebut diharapkan dapat memperkuat pemenuhan pasokan kebutuhan domestik dan mengurangi impor bahan baku obat ke Indonesia.

Menlu Retno menambahkan, di bidang kesehatan juga disepakati untuk mengembangkan kerja sama Mutual Recognition on Vaccine Certificates yang tertuang dalam Deklarasi Bersama kedua negara, dengan pokok-pokok yaitu:

1. Pengakuan bersama dan interoperabilitas sertifikat vaksin dan hasil test PCR kedua negara.
2. Pengakuan serta penerimaan semua jenis vaksin yang telah mendapatkan EUL WHO dan EUA dari instansi berwenang kedua negara.
3. Penerapan protokol kesehatan bagi pelaku perjalanan kedua negara.

Pengembangan kerja sama tersebut, menurut Menlu Retno, dilakukan oleh Kementerian Kesehatan kedua negara.

Kerja Sama Ekonomi

Indonesia dan Turki juga sepakat membentuk Travel Corridor Arrangement. Kesepakatan itu dimaksudkan untuk memfasilitasi hubungan bisnis kedua negara dengan aman serta terus memperhitungkan faktor kesehatan.

"Indonesia dan Turki sepakat untuk mempercepat perundingan Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA)," ujar Menlu Retno.

Ditambahkan Menlu Retno bahwa Indonesia telah mulai melakukan perundingan IT-CEPA
dengan Turki pada 2018 setelah diluncurkan pada tahun 2017.

"Pendekatan yang dilakukan adalah incremental mulai dengan perundingan trade in goods," tambah Menlu.

Di bidang investasi, Menlu menyebutkan Indonesia ingin memajukan kerja sama di bidang infrastruktur termasuk menggarap kerja sama proyek konstruksi di negara ketiga.

"Dalam kaitan inilah PT. Waskita Karya melakukan penandatanganan kerja sama dengan Nurol Company dari Turki," papar Menlu Retno.

Kerja Sama Pertahanan

Dalam kunjungan ke Turki tersebut, Menlu Retno menyebutkan soal komitmen untuk meningkatkan kerja sama bidang pertahanan dan industri pertahanan.

Menurut Menlu Retno, kerja sama pertahanan Indonesia-Turki terus berkembang dalam beberapa tahun ini. Menteri Pertahanan Indonesia beberapa kali telah melakukan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Turki.

"Saat ini kedua negara sedang dalam proses finalisasi Perjanjian Kerja Sama Pertahanan untuk kemudian dapat ditandatangani. Salah satu kerja sama yang sangat potensial dan terus didorong adalah pengembangan bersama industri pertahanan, termasuk pengembangan bersama pesawat terbang dan produk tank skala kecil," ujar Menlu Retno.

Untuk memperkuat kerja sama pertahanan tersebut, kedua negara mulai membahas mekanisme konsultasi baru, yaitu:

Pertemuan 2+2 antara Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan Indonesia-Turki yang dijadwalkan antara di akhir tahun ini atau di awal tahun depan
Pertemuan Tahunan Industri Pertahanan secara reguler
Pertemuan Dialog Militer.

Isu Regional dan Global

Dalam kunjungan ke Turki, Menlu Retno dan Menlu Turki juga membahas isu-isu regional
dan global. Termasuk perkembangan terkini di kawasan termasuk rencana KTT ASEAN dan KTT lainnya.

Terkait isu Rohingya, Menlu menyampaikan keprihatinan atas krisis politik di Myanmar yang membuat upaya untuk menyelesaikan masalah Rohingya menjadi semakin sulit.

Terkait Afghanistan, digarisbawahi soal kebutuhan dan kepentingan untuk membantu
mengatasi situasi politik dan aspek kemanusiaan di Afghanistan.

"Indonesia dan Turki akan terus melakukan komunikasi cara terbaik bagi kedua negara dan negara sehaluan agar dapat membantu rakyat Afghanistan," ujar Menlu Retno.

Kunjungan Erdogan ke Indonesia

Dalam pertemuan tersebut juga dibahas persiapan rencana kunjungan Presiden Erdogan ke Indonesia pada 2022.

Adapun, sejumlah kerja sama baru yang dihasilkan dari kunjungan Menlu Retno ke Turki adalah:

1. Deklarasi Bersama Indonesia-Turki mengenai Mutual Recognition on Vaccine Certificates dan Travel Corridor Arrangement
2. Penandatanganan MoU antara Pertamina dengan Abdi Ibrahim tentang produksi
parasetamol
3. Penandatangan LoI Kerja Sama Pembangunan antara Kemenlu RI dengan Badan Koordinasi dan Kerjasama Turki (TIKA).
4. Penandatanganan antara PT Waskita Karya dan Nurol Company mengenai kerja Sama
konstruksi.

Dalam pertemuan dengan pihak Turki, Menteri Luar Negeri Turki juga menyampaikan kebijakan baru untuk pemberian bebas visa bagi Warga Negara Indonesia ke Turki. Kebijakan ini akan berlaku dalam waktu dekat. (Fitri Sartina Dewi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Saeno
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.