Bisnis, JAKARTA— Pemain industri pembiayaan atau leasing juga mulai mewaspadai efek kejut kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap portofolio pembiayaan kendaraan dan potensi lesunya permintaan pada semester II/2022.
Pasalnya, kenaikan harga BBM, utamanya jenis BBM bersubsidi kan menggoyang segmen calon debitur leasing tertentu. Situasi ini diamini oleh Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno.
Dia berujar fenomena tersebut dapat berpengaruh terhadap kinerja pembiayaan kendaraan. Apalagi, selisih kenaikan harga cukup tinggi. “Sepertinya daya beli sebagian calon debitur akan berkurang. Minimal, mereka ini akan hitung-hitung lagi soal proyeksi pengeluaran bulanan mereka, dan bagaimana kemampuan mengambil cicilan baru,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (4/9/2022).
Terlebih, beberapa waktu belakangan industri pembiayaan kendaraan masih menemui fenomena keterbatasan stok, sehingga masih banyak debitur yang berstatus inden. Para debitur ini berpotensi mengubah pilihannya, kemudian mengambil tipe mobil yang harganya lebih rendah, bahkan membatalkan pesanan.