Inflasi Diprediksi 0,25%, Modal Asing Keluar Rp2,79 Triliun

Inflasi bulan ini diprediksi 0,25% mtm, sedangkan modal asing keluar Rp2,79 triliun pada pekan kedua November 2021.

Maria Elena

13 Nov 2021 - 19.27
A-
A+
Inflasi Diprediksi 0,25%, Modal Asing Keluar Rp2,79 Triliun

Bank Indonesia./Reuters

Bisnis, JAKARTA – Bank Indonesia memprediksi inflasi November 2021 mencapai 0,25% month-to-month (mtm) dengan harga pangan menjadi kontributor utama, sementara aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik mencapai Rp2,79 triliun pada pekan kedua bulan ini.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melalui keterangan tertulis mengungkapkan bahwa berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada pekan II November 2021, perkembangan harga pada bulan ini tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,25% mtm.

Dengan perkembangan itu, inflasi November 2021 diperkirakan 1,18% year-to-date (ytd) dan secara tahunan 1,63% year-on-year (yoy).

Erwin menjelaskan penyumbang utama inflasi November 2021 hingga pekan kedua yaitu komoditas telur ayam ras sebesar 0,06% mtm, minyak goreng 0,05% mtm, cabai merah 0,04% mtm, dan daging ayam ras 0,02% mtm.

Selain itu, beberapa komoditas lainnya yang menyumbang inflasi adalah sabun detergen bubuk, emas perhiasan, dan rokok kretek filter masing-masing 0,01% mtm.

Sementara, beberapa komoditas mengalami deflasi antara lain tomat, bawang merah, dan cabai rawit masing-masing -0,01 persen mtm.

ALIRAN MODAL ASING

Selannjutnya BI mencatat aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik mencapai Rp2,79 triliun sepanjang pekan kedua November 2021.

Erwin memerinci bahwa berdasarkan data transaksi pada 8–11 November 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat melakukan jual neto Rp2,79 triliun.

Dia menjelaskan dari jumlah itu, tercatat jual neto di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp2,39 triliun dan jual neto di pasar saham Rp390 miliar.

Sementara itu, BI mencatat aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik sepanjang 2021 mencapai Rp16,01 triliun.

BI juga melaporkan premi risiko investasi atau premi credit default swap (CDS) meningkat ke level 84,27 basis poin per 11 November 2021, dari 79,58 basis poin per 5 November 2021.

Erwin mengatakan BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

Selain itu, BI terus memperkuat langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Syahran Lubis

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.