Investasi Tumbuh, Manufaktur Jadi Penopang

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku bersyukur atas meningkatnya investasi ke Indonesia yang tumbuh 21,6% secara year-on-year (yoy). Menurutnya, investasi Rp374,4 triliun tersebut telah menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 516.467 orang di seluruh Indonesia.

Redaksi

20 Okt 2023 - 14.35
A-
A+
Investasi Tumbuh, Manufaktur Jadi Penopang

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memaparkan realisasi investasi kuartal III/2023 pada Jumat (20/10/2023). Youtube: Kementerian Investasi/BKPM

Bisnis, JAKARTA - Kementerian Investasi/Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) membeberkan bahwa realisasi investasi pada kuartal III/2023 atau periode Juli-September 2023 telah mencapai Rp374,4 triliun di Indonesia.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengaku bersyukur atas meningkatnya investasi ke Indonesia yang tumbuh 21,6% secara year-on-year (yoy). Menurutnya, investasi Rp374,4 triliun tersebut telah menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 516.467 orang di seluruh Indonesia.

"Ini adalah tenaga kerja langsung yang dicover atas kinerja investasi. Ini semua tenaga lokal, yang jelas asing tidak kita hitunglah," tuturnya di Jakarta, Jumat (20/10).

Bahlil merinci, dari total investasi sebesar Rp374,4 triliun tersebut, Penanam Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp178,2 triliun atau 47,6% dan Penanam Modal Asing (PMA) sebesar Rp196,2 triliun atau 52,4%.

"Ini mungkin dalam sejarah bangsa kita bahwa sekalipun kita masuk tahun politik, tetapi global tetap menaruh perhatian dan kepercayaan yang luar biasa, ditandai dengan realisasi investasi ini," katanya.

Menurut politisi Partai Golkar itu, pada tahun politik seperti saat ini, seluruh investor tidak lagi wait and see, namun semakin agresif untuk berinvestasi ke Indonesia.

"Mereka malah semakin agresif untuk merealisasi bagaimana komitmen mereka di Indonesia," ujar Bahlil.

Dia pun mengaku bersyukur PMDN di Indonesia juga tumbuh positif, meskipun saat ini memasuki tahun politik. Dia berharap pertumbuhan tersebut bisa dijaga hingga akhir tahun ini.

"Semoga proses politik dan ekonomi bisa berjalan dengan baik nanti. Adu gagasan saja lah, gagasan ekonomi bagaimana," tuturnya.

Sebelumnya, ekonom memproyeksikan kinerja atau realisasi investasi Indonesia pada kuartal III/2023 masih akan tumbuh, namun tertahan karena menunggu hasil Pemilu 2024.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal menilai pada dasarnya investor melihat jangka menengah-panjang daripada jangka pendek.

Dirinya melihat masih ada kemungkinan kinerja investasi on track bisa mencapai target di kuartal III/2023, walaupun lebih susah karena semakin mendekati Pemilu. Pasalnya, realisasi investasi memiliki kecenderungan menunggu keputusan besar menjelang pemilihan presiden baru.

“Ada kecenderungan perlambatan investasi pada sebagian sektor tertentu. Jadi masih ada kemungkinan mencapai target di kuartal III/2023, masih di kisaran Rp300an triliun. Namun, fakor penghambat juga besar untuk melihat hasil pemilu,” katanya, Kamis (19/10/2023). 

Baca Juga : Pasar Keuangan Asia Ciut Hadapi Dolar AS 

MANUFAKTUR JADI PENOPANG

Realisasi investasi industri pengolahan atau manufaktur tercatat sebesar Rp163,7 triliun atau 43,7% dari total capaian investasi Indonesia sebesar Rp374,4 triliun pada triwulan III/2023. 

Data yang dirilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan penanaman modal asing (PMA) di sektor manufaktur menyumbang Rp117,2 triliun, sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp46,5 triliun. 

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, kontribusi sektor manufaktur lebih dominan dibandingkan sektor primer dan sektor infrastruktur dan jasa. 

"Manufaktur sudah tinggi 43,7%. Dulu saya masuk PMI [Purchasing Manager's Index] kecil, ini artinya industri kita jalan," kata Bahlil dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan III/2023, Jumat (20/10/2023). 

Pada triwulan ketiga ini, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya menjadi sektor dengan investasi terbesar, yakni senilai Rp56,9 triliun. Di sektor ini, investasi asing mendominasi senilai US$3,3 miliar atau setara dengan Rp52,1 triliun.

Baca Juga : 'Senjata' Baru Penumpas Uang Gelap 

Selanjutnya, industri kimia dan farmasi berada di posisi ke-4 realisasi investasi terbesar, yakni senilai Rp28,7 triliun. Adapun, PMA di subsektor ini mencapai US$1,3 miliar atau setara Rp20,5 triliun. 

"Kalau PMA itu hampir semua industri hampir 60%. Kalau PMDN dominan di infrastruktur dan jasa, manufaktur hanya 26% ini karena kredit perbankan mungkin tidak cair-cair. Kita mau dorong-dorong industri kalau perbankan dalam negerinya tidak menangkap ini ya susah," ujar Bahlil. 

Sementara itu, subsektor manufkatur dengan PMDN tertinggi, yakni industri makanan dengan nilai investasi mencapai Rp14,5 triliun atau 8,2% dari total realisasi investasi triwulan III/2023. 

Di sisi lain, pada periode Januari-September 2023, realisasi investasi di sektor manufaktur mencapai Rp433,9 triliun atau 41,2% dari total capaian sepanjang tahun ini sebesar Rp1.053 triliun. 

"Untuk Januari-September, manufaktur dominan, luar biasa. Kalau kita bandingkan dengan 2021 hanya 36% sekarang sudah 41,2 persen," tuturnya. 

Jika diperinci, investasi asing di sektor manufaktur sepanjang Januari-September 2023 mencapai Rp310 triliun atau 55,5%, sedangkan PMDN sektor manufaktur pada periode ini mencapai Rp123,5 triliun atau 25%.(Afiffah Rahmah Nurdifa, Sholahuddin Al Ayyubi)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Rinaldi Azka
Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.