Investor Asing Ramai-ramai Tinggalkan Pasar Obligasi RI

Jumlah modal asing yang mengalir keluar dari RI pada pekan ini mencapai lebih dari 10 kali lipat dari pekan lalu.

Redaksi

4 Des 2021 - 17.36
A-
A+
Investor Asing Ramai-ramai Tinggalkan Pasar Obligasi RI

Karyawan menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS) di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Bisnis - Eusebio Chrysnamurti

Bisnis, JAKARTA - Investor asing ramai-ramai meninggalkan pasar keuangan Indonesia pada pekan ini. Mayoritas dari mereka menarik modalnya dari pasar obligasi.

Data Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik pada periode 29 November - 2 Desember mencapai Rp12,50 triliun.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryonoari, menyebut dari jumlah tersebut, aliran modal asing yang keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp9,82 triliun. Sisanya sebesar Rp 2,68 triliun keluar dari pasar saham.

Jumlah modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik pada pekan ini naik drastis dari pekan lalu. BI mencatat aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik pada minggu ketiga November 2021 hanya mencapai Rp1,29 triliun.

Mayoritas aliran modal asing juga keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp1,77 triliun pada pekan lalu. Sedangkan sebanyak Rp 480 miliar masuk ke pasar saham.

 

Meski begitu, jika dibandingkan dengan minggu pertama November, jumlah aliran modal asing pada pekan ini hampir sama. BI mencatat aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik pada minggu pertama November 2021 mencapai Rp12,66 triliun.

Bedanya, aliran modal asing saat itu keluar dari pasar saham sebesar Rp13,08 triliun. Pada periode yang sama, investor asing justu masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp420 miliar.

Jika ditarik sejak awal tahun, aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan dalam negeri mencapai Rp31,76 triliun (year-to-date/ytd). Di sisi lain, BI turut mencatat pergerakan nilai tukar rupiah 29 November sampai dengan 3 Desember 2021. Rupiah tercatat sedikit melemah ke level (bid) Rp14.390 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat, (3/12/2021), dari posisi sebelumnya yaitu Rp14.375 per dolar AS pada Kamis, (2/12/2021).

Selain itu, BI mencatat premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun relatif stabil ke level 87,03 bps per 2 Desember 2021. Posisi tersebut sedikit lebih rendah dari level 87,26 bps per 26 November 2021. Hal itu berarti persepsi investor terhadap risiko investasi sedikit membaik.

Lebih lanjut, Erwin mengatakan BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

"Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Jumat (3/12/2021).

(Dany Saputra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.