Investor Buru Saham Mitratel, Bagaimana Efeknya Bagi Saham TLKM?

Mitratel mengalami kelebihan permintaan hingga alokasi pooling ditambah menjadi 5 persen.

Pandu Gumilar

20 Nov 2021 - 15.59
A-
A+
Investor Buru Saham Mitratel, Bagaimana Efeknya Bagi Saham TLKM?

BTS Telkomsel yang menggunakan sumber energi ramah lingkungan melalui teknologi fuel cell. istimewa

Bisnis, JAKARTA - Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel ternyata cukup diminati oleh investor ritel. Kondisi tersebut diproyeksi bakal ikut menopang gerak saham induk perseroan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM).

Berdasarkan dokumen diterima Bisnis, Mitratel disebut harus menambah alokasi penjatahan terpusat atau pooling dari 2,5 persen menjadi 5 persen karena tingginya minat investot ritel. Dalam prospektus terbaru, Mitratel memang membuka kesempatan untuk meningkatkan pooling jika terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed.

Calon emiten dengan kode MTEL itu awalnya berencana melepas sebanyak-banyaknya 27,63 persen modal yang ditempatkan dan disetor penuh.  Dengan harga final penawaran umum saham perdana sebesar Rp800, MTEL berpotensi meraih dana segar hingga Rp18,33 triliun.

Jika terjadi kelebihan permintaan, Mitratel berpotensi menambah jumlah penerbitan saham 2,5 persen dari 22,92 miliar menjadi 25,53 miliar saham. Dengan begitu jumlah penggalangan dana dapat meningkat menjadi Rp20,43 triliun.

Dalam prosesnya, MTEL menambah jatah pooling 5 persen dengan melepaskan saham sebanyak 23.493.524.800 atau setara saham publik lebih dari 28 persen. Anak usaha BUMN itu pun meraih dana publik sebesar Rp18,8 triliun. Raihan dana hasil initial public offering (IPO) itu pun bakal menjadi kedua terbesar sepanjang sejarah.

 

 

Sebelumnya, Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi, Theodorus Ardi Hartoko, menjelaskan dana hasil IPO akan digunakan mengembangkan kompetensi dan kapabilitasnya menjadi perusahaan unggul profesional transparan.

"Kami pahami perubahan teknologi yang cepat harus akselerasi seluruh kompetensi Mitratel dan ke depan. Tercermin di bisnis plan tak hanya semata-mata tower bisnis, tapi berkembang menjadi infrastructure company bisa support era 5G dan kelanjutannya," katanya.

Mitratel saat ini memiliki 28.030 menara yang tersebar di Pulau Jawa sebanyak 11.963 menara atau 43 persen dari portofolio dengan tenancy ratio 1,64x. Sementara itu, sebanyak 16.067 menara atau 57 persen berada di luar Pulau Jawa dengan tenancy ratio 1,39x. 

Sementara itu, tenancy ratio pesaing Mitratel saat ini, seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dari grup Djarum terisi 1,86 kali. Grup Saratoga melalui PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) terisi 1,89 kali, Edgepoint terisi 1,59 kali, dan Protelindo terisi 1,94 kali.

Dengan kondisi tersebut, Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah, mengarahkan Mitartel untuk mengembangkan bisnis yang paling mendasar dengan menambah menara di berbagai daerah baik membangun tower  maupun akuisisi menara. "Selain itu, akan masuk ke berbagai bisnis lain yang relevan dengan tower, seperti fiber optik, apa itu membangun fiber optik atau akuisisi perusahaan fiber optik. Ini akan dilakukan Mitratel," urainya.

Mitratel rencananya go public secara remsi pada Senin (22/11/2021). MTEL pun telah mendapatkan status efek syariah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berarti saham tersebut halal dikoleksi oleh investor muslim. 

OJK menetapkan hal tersebut melalui Keputusan Nomor: KEP- 59 /D.04/2021 tentang Penetapan Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel sebagai Efek Syariah. "Sumber data yang digunakan sebagai bahan penelaahan berasal dari dokumen Pernyataan Pendaftaran serta data pendukung lainnya berupa data tertulis yang diperoleh dari Emiten maupun dari pihak-pihak lainnya yang dapat dipercaya," ungkap keterbukaan informasi OJK tersebut.

Dengan demikian, Mitratel akan masuk ke dalam konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Yaitu seluruh saham syariah yang tercatat di BEI dan masuk ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK. Artinya, Bursa Efek Indonesia tidak melakukan seleksi saham syariah yang masuk ke dalam ISSI.

Sebagai informasi, ketika suatu saham masuk dalam daftar syariah berarti dia telah terbukti menjalankan usaha yang halal.

 

Dampak ke Saham TLKM

Aksi Mitratel melantai di Bursa pada awal pekan depan pun diproyeksi bakal mendorong harga saham Telkom hingga level Rp4.300. Senior Technical Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Liza Camelia Suryanata, menyampaikan dengan pencatatan saham Mitratel akan menjadi katalis positif bagi pergerakan saham induknya.

"Jangan lupa ada listing Mitratel pada Senin (22/11) yang mulai melantai serta merupakan IPO yang tergolomb jumbo dan sangat dinantikan. Saya percaya tenaga bullish semakin ramai," katanya, dikutip Sabtu (20/11/2021).

Terlebih lagi emiten telekomunikasi itu baru saja tembus level breakout tertinggi Rp3.880. Liza optimistis gerak saham Telkom akan semakin solid sehingga berpotensi menembus level Rp4.050.

"Untuk jangka sedikit lebih panjang atau mid term target ke Rp4.300 itu masih feasible," katanya.

Pada penutupan perdagangan Jumat (19/11/2021), saham TLKM melesat 7,44 persen atau 270 poin menjadi Rp3.900. Total transaksi mencapai Rp1,19 triliun.

Investor asing juga mencatatkan net buy saham TLKM Rp443,34 miliar. Liza menambahkan Mitratel adalah pemilik menara terbesar di seluruh indonesia. Dengan dana segar yang berencana dipakai untuk belanja modal akan memperkuat posisi mereka dan Telkom sebagai raja telekomunikasi di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor: Febrina Ratna Iskana

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.