Investor Reksa Dana Terus Melejit, MI Gencar Beradu Strategi

Pertumbuhan jumlah investor yang kian pesat, terutama dari kalangan generasi muda, terjadi berkat teknologi digital yang makin berkembang di dunia investasi pasar modal Indonesia. Hingga akhir tahun ini, pertumbuhan jumlah investor hampir pasti bakal lebih tinggi ketimbang tahun lalu.

25 Agt 2021 - 20.17
A-
A+
Investor Reksa Dana Terus Melejit, MI Gencar Beradu Strategi

Sebaran investor pasar modal Indonesia per Juli 2021. Sumber: KSEI.

Bisnis, JAKARTA — Pertumbuhan investor pasar modal yang makin pesat tahun ini, terutama di instrumen reksa dana, membuka peluang yang lebih besar bagi manajer investasi untuk mengoptimalkan kinerjanya.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pertumbuhan jumlah investor reksa dana sampai dengan Juli 2021 melampaui pertumbuhan jumlah investor pada instrumen investasi lain, seperti saham dan surat berharga negara (SBN).

Pada tujuh bulan ini, investor reksa dana mencapai 5,16 juta single investor identification (SID). Jumlah itu telah tumbuh 62,68% year-to-date (YtD) atau jika dibandingkan dengan realisasi hingga akhir tahun 2020 yang sebesar 3,17 juta SID.

Pertumbuhan jumlah investor reksa dana pada tahun ini berpotensi lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya. Adapun, pada 2019 jumlah investor reksa dana naik 78,25%, sedangkan pada 2020 kembali meningkat 78,95%.

Reksa dana menjadi penopang terbesar pertumbuhan total investor pasar modal Indonesia. Hingga Juli 2021, total investor pasar modal Indonesia tumbuh 50,04% menjadi 5,82 juta SID. Adapun, beberapa SID merupakan investor rangkap pada sejumlah instrumen, baik saham, obligasi, maupun reksa dana.

Tingkat pertumbuhan total investor pasar modal memang tidak setinggi pertumbuhan investor reksa dana, sebab pertumbuhan investor pada instrumen lainnya tidak setinggi seperti yang terjadi pada reksadana.

Jumlah investor C-BEST atau investor saham tumbuh 52,77% YtD, sedangkan investor SBN tumbuh hanya 18,36% YtD.

BEI mencatat sejauh ini jumlah investor masih terkonsentrasi di Pulau Jawa yang jumlah mencapai 70% dan nilai aset Rp3.347,41 triliun atau 94,62% dari total aset pasar modal. Posisi kedua ditempati oleh Pulau Sumatera dengan jumlah investor 16,46% dan total aset Rp72,74 triliun atau setara 2,06%.

Dari sisi jenis kelamin, sebanyak 62,06% investor adalah pria, sedangkan dari usia sebesar 58,58% berusia di bawah 30 tahun. Namun, total aset investor berusia di bawah 30 tahun hanya Rp37,11 triliun, sedangkan investor berusia di atas 60 tahun yang jumlahnya hanya 3,32% mencapai Rp455,28 triliun.

Selain itu, dari sisi pendidikan akhir, sebesar 54,17% berpendidikan SMA atau di bawahnya. Dari sisi pekerjaan, ibu rumah tangga mencapai 4,7% dan pelajar 27,67%. Investor terbanyak masih berasal dari kalangan pegawai, yakni 33,93%. Sebanyak 52,5% investor memiliki penghasilan antara Rp10 juta sampai dengan Rp100 juta.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan tren penurunan tingkat suku bunga mendorong jumlah investor di pasar modal dalam berbagai instrumen.

“Pembatasan selama masa pandemi Covid-19, [membuat] investor baru dari kalangan masyarakat dan pelaku usaha mulai mengalihkan aktivitasnya dan berinvestasi di pasar modal,” katanya kepada Bisnis Rabu (25/4).

Masyarakat, lanjutnya, telah beradaptasi dengan kebiasaan baru dan solusi digital dalam kegiatan investasi sehingga ikut menumbuhkan jumlah investor dalam beragam instrumen.

Di sisi lain, ada fenomena di kalangan anak muda generasi millenial dan gen-z yang makin menunjukan kesadaran berinvestasi dengan menjadi investor sejak usia muda. Mereka telah menjadi segmen investor yang tumbuh paling tinggi.

“Tren pertumbuhan pesat ini sebetulnya telah mulai kita alami dalam 3 tahun terakhir ini ya. Sejak 2018, tercatat rekor pertumbuhan investor dan tren peningkatan dari tahun ke tahun,” imbuhnya.

Hasan meyakini pertumbuhan investor ditunjang oleh peningkatan kesadaran dan kebutuhan masyarakat untuk memulai berinvestasi. Mereka cenderung memilih instrumen yang sesuai dengan rencana dan tujuan finansialnya.

“Tentunya ini juga merupakan hasil kerja keras dan kerja bersama kita semua stakeholders di pasar modal dan media, dalam melakukan terus sosialisasi, edukasi, literasi, dan inklusi di pasar modal kita,” katanya.

Hasan mengatakan bakal terus mendorong program edukasi dan inklusi dengan memanfaatkan solusi digital dan teknologi. Hal ini dilakukan untuk terus mendongkrak pertumbuhan jumlah investor.

Selain itu, strategi lainnya adalah dengan mendirikan galeri BEI, membina dan bekerja sama dengan komunitas investor dan para influencers. Pihaknya juga berupaya menguatkan peran dari anggota bursa, manajer investasi, lembaga, dan profesi penunjang lainnya di pasar modal.

“Saya menyebut strategi di tahun ini sebagai strategi ‘sinergi dan kolaborasi’ dengan semua stakeholders di pasar modal dan lembaga untuk mendorong pertumbuhan jumlah maupun kualitas dari investor kita,” katanya.

Dia berharap pertumbuhan jumlah investor ditopang oleh peningkatan pemahaman dan kualitas investor.

STRATEGI MANAJER INVESTASI

Momentum pertumbuhan investor yang pesat ini pun tidak terlepas dari peran para manajer investasi yang giat mempromosikan instrumen reksa dana. Seiring dengan makin meningkatnya jumlah investor, kalangan MI pun mulai mengembangkan strategi untuk memberikan layanan terbaik bagi investor.

Direktur Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan perseroan berencana untuk menambah unit produk reksa dana. “Ada rencana [menambah] reksa dana pasar uang,” katanya kepada Bisnis.

Farash menambahkan bahwa produk tersebut kini sedang digemari oleh para investor. Alasannya, faktor inflasi rendah dan alternatif bunga deposito saat ini lebih kecil sehingga pasar uang menjadi lebih menggiurkan.

Adapun, produk lain yang tidak kalah menarik yaitu reksa dana pendapatan tetap. Daya tarik produk ini setidaknya telah membuat minat investasi investor tumbuh terutama sejak pandemi tahun lalu.

Farash mengatakan peningkatan jumlah investor ditopang oleh beberapa faktor utama, seperti strategi untuk berjaga-jaga di tengah ketidakpastian pandemi. Faktor lain yang juga berpengaruh yakni edukasi investasi yang kini semakin gencar melalui media sosial.

“Kemudian akses investasi semakin mudah karena teknologi serta jumlah awal investasi reksa dana makin kecil hanya Rp10.000,” pungkasnya.

Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengatakan perseroan sedang dalam tahap pengembangan aplikasi. Hal itu, lanjutnya, untuk semakin meningkatkan jumlah nasabah.

“Saat ini di Panin AM kami sedang mempersiapkan launching aplikasi reksa dana yang lebih user friendly. Karena lebih banyak mengandalkan tenaga pemasar, tingkat pertumbuhannya tidak sebesar rata-rata industri,” katanya kepada Bisnis.

Rudiyanto menambahkan bahwa Panin AM telah bekerja sama dengan penyedia aplikasi investasi yang memiliki basis nasabah besar, misalnya Ajaib Sekuritas dan Moduit. Namun, kata Rudiyanto, jumlah investor tercatat di sistem mereka, bukan di Panin AM.

Selain itu, Panin AM juga berencana untuk menerbitkan reksa dana terproteksi anyar. Dengan catatan ada obligasi yang sesuai, Panin AM berencana akan meluncurkan satu produk baru setiap bulan.

Sementara itu, untuk produk reksa dana lain sudah cukup dengan yang sudah ada. Rudiyanto pun mengatakan pertumbuhan reksa dana belakangan ditopang oleh aplikasi digital, terutama oleh pembukaan rekening via aplikasi e-commerce dan trading saham yang bisa sekaligus dengan investasi reksa dana.

“Kebanyakan dari aplikasi tersebut proses pendaftarannya lebih mudah dan nominal kecil,” jelasnya.

Adapun, para investor yang masuk melalui aplikasi e-commerce selalu mulai dari pasar uang. Namun, secara bertahap mereka juga mencoba jenis reksa dana lain.

Dia juga menyarankan pada investor untuk bisa melakukan diversifikasi instrumen. Lalu, apabila ada penurunan bisa dimanfaatkan untuk beli di harga rendah. (Reporter: Pandu Gumilar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.