Bisnis, JAKARTA – Pemerintah semakin serius menggarap potensi energi baru terbarukan (EBT). Tidak hanya melalui sejumlah peraturan, tetapi juga mendorong perusahaan-perusahaan pelat merah mengembangkan bisnisnya.
Hal itu tercermin dari upaya Kementerian BUMN membawa PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) melantai di bursa. Upaya itu dilakukan untuk mendapatkan dana segar pengembangan panas bumi yang menjadi salah satu sumber EBT lewat pasar modal.
Wakil Menteri BUMN II Pahala Nugraha Mansury menargetkan initial public offering (IPO) PGE bisa terlaksana pada semester I/2022. Secara rinci, dia menyebut proses registrasi ditargetkan mulai pada Maret 2022 dan diharapkan IPO akan terlaksana pada Juni 2022.
Adapun, jumlah saham yang bakal dilepas ke publik sekitar 20—30 persen. Sementara itu, total dana yang dibutuhkan oleh PGE mencapai US$400 juta—US$500 juta untuk mengembangkan 672 megawatt dalam waktu 3—4 tahun mendatang