Bisnis, NUSA DUA— Di tengah ancaman resesi pada 2023, kinerja ekspor Tanah Air diproyeksi masih kompetitif yang didukung oleh prospek harga crude palm oil (CPO) yang berada pada level tinggi sehingga mampu menopang kinerja dagang.
Mengacu data Badan Pusat Statistik pada Oktober 2022, surplus neraca dagang RI terjadi selama 29 bulan berturut-turut dengan nilai akumulasi mencapai US$39,87 miliar atau melampaui surplus neraca dagang pada puncak boom komoditas pada 2011.
Meskipun harus menghadapi ancaman resesi, komoditas CPO masih dianggap tahan banting terhadap sentimen itu akibat keseimbangan permintaan dan pasokan. Apalagi, Indonesia sebagai salah satu produsen sawit terbesar memiliki pasokan kokoh yang didukung oleh insentif seperti tarif 0 bea ekspor.
Sementara produsen sawit terbesar lainnya, dari negara tetangga, Malaysia menghadapi tantangan dari sisi keterbatasan SDM perkebunan sehingga turut memoles prospek harga CPO tahun depan kendati tak setinggi pada tahun ini.