I-UAE CEPA dan Asa Indonesia Berkuasa di Teluk Persia

Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement diharapkan mengerek nilai perdagangan bilateral menjadi lima kali lipat. Pakta itu juga akan menjadi katalis ekspor produk berteknologi tinggi, serta pengembangan industri halal dan penguatan industri dagang-el.

Stepanus I Nyoman A. Wahyudi & Iim Fathimah Timorria

2 Sep 2021 - 20.10
A-
A+
I-UAE CEPA dan Asa Indonesia Berkuasa di Teluk Persia

Minister of State for Foreign Trade UAE Thani bin Ahmed Al Zeyoudi (kiri) dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (kanan) menandatangani pakta Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partneship Agreement atau I-IAE CEPA di Hotel Pullman Ciawi Vimala Hills, Bogor, pada Kamis (2/9/2021)./dok. Kementerian Perdagangan

Bisnis, JAKARTA — Harapan besar kinerja perdagangan dan investasi tertumpu pada Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-UAE CEPA), yang digadang-gadang menjadi katalis pendongkrak ekspor produk bernilai tambah nasional.

Negosiasi kemitraan ekonomi komprehensif dengan negara Teluk Persia itu resmi dimulai hari ini, Kamis (2/9/2021), setelah kesepakatannya diteken Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Minister of State for Foreign Trade UAE Thani bin Ahmed Al Zeyoudi di Bogor, Jawa Barat.

Melalui kesepakatan bilateral tersebut, Lutfi menyatakan Indonesia membidik kenaikan ekspor produk bernilai tambah, bukan komoditas. Salah satu produk yang hendak dipacu melalui pakta tersebut adalah otomotif.

“Meski Uni Emirat Arab penjual aluminium, kami ingin bekerja sama untuk berkolaborasi, kami ingin pasar-pasar Afrika melalui Uni Emirat Arab [UEA] menikmati industri otomotif kita. Harapannya, mobil kita akan merajai pasar Uni Emirat Arab,” tuturnya kepada Bisnis, Kamis (2/9/2021).

Selain otomotif, beberapa komoditas yang akan didorong ekspornya melalui I-UAE CEPA a.l. perhiasan dan emas, baja nirkarat, serta produk aluminium dan aluminia.

Menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah otoritas perdagangan, nilai perniagaan Indonesia dan UEA per semester I/2021  mencapai US$1,86 miliar.

Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke UEA tercatat sebesar US$0,85 miliar. Impor Indonesia dari UEA tercatat sebesar US$1 miliar.

Adapun, komoditas ekspor utama Indonesia ke UEA mencakup minyak kelapa sawit, perhiasan, tabung dan pipa besi, mobil dan kendaraan bermotor, serta kain tenun sintetis.

Sebaliknya, komoditas impor utama Indonesia dari UEA di antaranya produk setengah jadi besi atau baja, hidrokarbon acyclic, aluminium tidak ditempa, logam mulia koloid, dan polimer propilena.

Sementara itu, total perdagangan Indonesia–UEA pada 2020 tercatat sebesar US$2,93 miliar. Total ekspor Indonesia ke UEA pada 2020 senilai US$1,24 miliar, sedangkan impor Indonesia dari UEA tercatat senilai US$1,68 miliar.

Selain memacu ekspor, Lutfi mengelaborasi kemitraan komprehensif dengan UEA ditujukan untuk pengembangan industri halal serta penguatan industri dagang-el.

“Saya bercita-cita membangun industri halal kolaboratif yang kuat antara Indonesia-UEA. Tidak hanya untuk pasar kedua negara, tetapi juga untuk dunia. Kedua negara termasuk negara terkemuka dalam industri halal global, sehingga masalah halal menjadi salah satu prioritas utama dalam persetujuan ini,” kata Lutfi. 

Berdasarkan laporan The State of Global Islamic Economic 2020—2021, pertumbuhan pasar halal global pada 2024 ditaksir mencapai US$2,4 triliun dengan tingkat pertumbuhan tahunan kumulatif atau cummulative annual growth rate (CAGR) dalam 5 tahun sebesar 3,1% per tahun. 

Menteri Perdagangan RI M. Lutfi. /dok. Kementerian Perdagangan

Di sisi lain, Lutfi menambahkan, sektor dagang-el juga akan menjadi garda terdepan dalam perdagangan kedua negara.

Meskipun belum ada konsensus internasional, dia mengatakan, I-UAE CEPA akan mendorong terciptanya lingkungan bisnis yang kondusif ihwal industri tersebut. 

“UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja terdiri dari 11 klaster, salah satunya mengenai peningkatan ekosistem investasi dan aktivitas bisnis di berbagai sektor. Sehingga, CEPA ini akan menjadi landasan bagi investor untuk menjadi bagian dalam transformasi ekonomi Indonesia,” kata dia. 

Sementara itu, Lutfi juga memaparkan bahwa Indonesia mengincar peningkatan nilai perdagangan bilateral hingga lima kali lipat atau sekitar US$15 miliar dengan Uni Emirat Arab melalui I-UAE CEPA.

Lutfi beralasan UEA bakal menjadi hub bagi produk ekspor dalam negeri untuk sejumlah negara yang berada di sekitar kawasan Teluk Persia itu. 

“Mestinya kalau kita bisa memanfaatkan negara itu sebagai negara transit, kita bisa menaikkan [nilai perdagangan dengan UEA] hingga lima kali lipat. Kalau UEA impor dari Indonesia US$1 miliar saja [per tahun], ini tidak susah untuk melipatkangandakannya. Gampang sekali. Namun, tetap butuh diversifikasi produk seperti produk halal dan fesyen muslim,” paparnya.

DAMPAK INDUSTRI

Dari sisi pengusaha, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menyambut positif inisiatif I-UAE CEPA.

“Perundingan ini potensial karena membuka perdagangan kita ke Afrika yang sedang berkembang,” kata Arsjad saat ditemui selepas peluncuran Perundingan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab di Bogor pada Kamis (2/9/2021). 

Arsjad mengatakan perundingan bersama UEA relatif berjalan cepat ketimbang sejumlah pakta dagang yang sempat dikerjakan oleh pemerintah. Alasannya, kata dia, hubungan kedua negara relatif baik belakangan ini. 

“Biasanya tanda tangan CEPA dahulu baru kita jalankan itu prosesnya lama kan. Kali ini diskusinya paralel antara pemerintah dan swasta, jadi prosesnya lebih cepat,” kata dia. 

Belakangan, Kadin juga berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Investasi membentuk pusat perdagangan atau trading untuk meningkatkan volume ekspor ke pasar Timur Tengah, Afrika, dan Eropa. 

“Kami sudah mulai uji coba yang namanya Kadin trading, yang namanya SNI [standar nasional Indonesia] kami bisa bantu, akses secara logistik, askes kemampuan ekonomi, ini yang mau kita lakukan,” kata dia. 

Di tempat terpisah, pelaku industri makanan dan minuman juga optimistis kerja sama komprehensif antara Indonesia dan UEA yang tengah digodok bisa menarik lebih banyak investasi di Tanah Air, terutama di sektor pangan.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman menjelaskan UEA merupakan mitra yang strategis bagi Indonesia dan hubungan kedua negara memiliki banyak potensi yang bisa digali.

“Investasi mereka di Indonesia belum terlalu besar, padahal menurut saya sumber daya modalnya ada. Ini bisa jadi peluang tersendiri,” ujarnya, Kamis (2/9/2021).

Data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal menunjukkan investasi UEA di Indonesia untuk semua sektor pada 2019 hanya bernilai US$66,69 juta dan US$17,17 juta pada 2020.

Dari nilai tersebut, investasi di industri makanan hanya US$14,42 juta pada 2019 dan US$981.900 pada 2020.

“Namun, saya kira rendahnya investasi tidak terlepas dari kurangnya informasi dari pelaku usaha. Ketika berdialog mereka menyatakan minat untuk berinvestasi lebih, terutama di sektor makanan dan minuman,” kata dia.

Dari sisi investasi dan perdagangan pangan olahan, Adhi menjelaskan bahwa Indonesia dan Uni Emirat Arab bisa saling mengisi.

Indonesia tercatat memiliki bahan baku yang cukup memadai meskipun terdapat beberapa komponen yang diimpor.

Selain itu, penguatan industri dan perdagangan makanan dan minuman lewat kerja sama ini juga memberi kesempatan bagi Indonesia untuk memperluas pasar.

Data menunjukkan bahwa ekspor makanan dan minuman semi olahan ke UEA memang belum optimal jika dibandingkan dengan negara tujuan ekspor lainnya seperti Jepang, China, dan Korea Selatan.

Ekspor makanan dan minuman ke UEA pada 2019 tercatat sebesar US$61,81 juta dan US$70,90 juta pada 2020. 

Sepanjang semester I/2021, besar ekspor makanan dan minuman semi olahan ke negara tersebut mencapai US$31,02 juta.

“Kalau sudah punya CEPA dengan UEA, kita bisa ekspor ke sana dan memudahkan ekspor ke negara Timur Tengah,” kata Adhi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Anda harus login untuk mengomentari artikel ini

Total 0 Komentar

Kembali ke Atas
BIG MEDIA
Jalan K.H. Mas Mansyur No. 12AKaret Tengsin - Jakarta Pusat 10220
© Copyright 2024, Hak Cipta Dilindungi Undang - Undang.