Bisnis, JAKARTA— Langkah initial public offering atau IPO Blibli terbilang cukup menantang dengan target dana yang cukup tinggi sementara kondisi pasar kurang kondusif.
Sebab investor global cenderung melepas saham sektor teknologi. Pendanaan baru pada startup teknologi juga cenderung lesu. Bahkan, industri ini dinilai dalam masa krisis akibat kondisi global, dengan kenaikan inflasi yang sangat tinggi.
Meskipun menantang, masih ada nama besar Grup Djarum di balik langkah IPO e-commerce Blibli yang bisa saja memberikan sentiment tersendiri bagi investor. Keterikatan Blibli denganPT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menjadikan perusahaan memiliki dukungan yang kuat finansial.
Blibli berencana menggunakan dana penawaran umum saham atau IPO itu untuk pembayaran utang sebesar Rp5,5 triliun. Chief Financial Officer Blibli Hendry mengatakan dana IPO senilai Rp5,5 triliun digunakan untuk fasilitas revolving loan calon perusahaan tercatat ini. Menurutnya, pinjaman tersebut merupakan bagian dari proses bisnis yang normal, di mana Blibli menggunakan fasilitas pinjaman untuk modal kerjanya.