Bisnis, JAKARTA - Gelombang panas ekstrem yang menerpa seantero dunia menimbulkan kekhawatiran bagi ketersediaan pasokan pangan. Indonesia bahkan harus menempuh jalan panjang untuk mengatasi krisis ini setidaknya hingga awal tahun depan.
Fenomena El Nino pada tahun ini seketika mendorong perubahan pola perdagangan bebas yang telah berjalan selama ini. Sebagian negara mulai memperketat ekspor pangan demi keamanan di lingkup domestik. Lainnya, memutar otak untuk memastikan segala kebutuhan dalam negeri tercukupi.
Pada perdagangan beras dunia, India telah mengumumkan larangan ekspor pangan non-basmati sejak pertengahan tahun. Padahal, negara itu telah menjadi pengekspor beras terbesar dunia pada musim 2022/2023 sebesar 22,50 juta ton.
Jumlah ini tidak kecil. Dari volume tersebut, Anak Benua berkontribusi sekitar 40,09 persen dari total ekspor beras secara global yang menyentuh 56,12 juta ton per tahun. Alhasil, penghentian ekspor sejak 20 Juli 2023 itu berbuntut panjang pada stabilitas harga dan pasokan beras dunia.