Bisnis, JAKARTA— “Buat asuransi jiwa, produk mana sih yang paling bagus,” seorang kawan belum lama ini bertanya pada saya dalam pesan singkat. Pertanyaan tersebut dapat menjadi tanda bahwa sebagian orang nyatanya masih merasa bingung untuk memilih produk asuransi jiwa.
Jadi, banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan industri asuransi jiwa, seiring dengan masih minimnya penetrasi asuransi di Indonesia. Belum selesai persoalan penetrasi bahkan industri tersebut juga telah digempur persoalan sengketa dengan nasabah terkait produk unit-linked. Kondisi tersebut bisa menambah jalan panjang asuransi jiwa menuju target penetrasi yang ditargetkan.
Ambisi untuk memenuhi penetrasi itu dari pelaku usaha memang tetap ada, meskipun hal tersebut bukan persoalan yang mudah. Mengingat kepercayaan masyarakat terhadap asuransi jiwa juga masih diuji.
Menengok data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat penetrasi asuransi jiwa di Indonesia masih terhitung paling minim di antara negara Asia Tenggara. Penetrasi tersebut baru menyentuh 1,9 persen. Jika dibandingkan dengan beberapa negara Asean masih jauh. Misalnya saja di Singapura penetrasi asuransi mencapai 9,5 persen, Thailand 5,5 persen, Malaysia 5,4 persen, dan Vietnam 2,3 persen.