Bisnis, JAKARTA - Negara seperti Amerika Serikat dan China, serta blok Uni Eropa yang merupakan penyumbang emisi terbesar di dunia telah menyiapkan bujet jumbo untuk mencapai target nol bersih atau net zero emission hingga 2050. Namun, ternyata banyak kendala yang melintang.
Berdasarkan data International Energy Agency (IEA) pada 2021, ketiga negara dan kawasan ini menduduki peringkat tiga teratas sebagai produsen emisi karbon.
World Economic Forum dalam situs resminya pada Jumat (26/8/2022), menjelaskan bahwa kapasitas produksi listrik sebanyak dua per tiga berasal dari energi fosil yang kotor seperti batu bara, gas, dan minyak.
Sementara yang bersumber dari bahan baku karbon rendah baru mencapai sepertiga, yang terdiri dari 26 persennya merupakan energi baru terbarukan (EBT) dan sekitar 10 persen berasal dari tenaga nuklir.